Diberdayakan oleh Blogger.

New

Artikel

Kolom Guru

Prestasi

Agenda Sekolah

Info Pendaftaran

» » » Khutbah Jumat: Meneladani Rasulullah Seutuhnya


إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ القَوِيْمِ وَدَعَا إِلَى الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

اللّهُمَّ عَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَانْفَعَنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَزِدْنَا عِلْماً، وَأَرَنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرَنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah...
Sebagai umat Islam, sudah selayaknya kita menjadikan Rasulullah Muhammad SAW sebagai teladan terbaik. Karena meneladani Rasulullah SAW adalah keniscayaan bagi setiap muslim yang mengaku berpegang teguh kepada ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya. Allah SWT berfirman:


لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab [33]: 21)

Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah...
Dalam hal meneladani Rasulullah SAW ini, biasanya kaum muslimin lebih sering membahas tentang teladan dalam hal akhlak dan budi pekerti. Hal ini seperti diceritakan oleh sahabat Anas RA yang mengatakan,

كَانَ رَسُوْلُ اللهَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُـــلُـــقًا

“Rasulullah adalah manusia yang terbaik akhlaknya.” (HR. Muslim)

Meskipun membahas tentang indahnya akhlak Rasulullah SAW adalah sebuah kenikmatan yang harus kita syukuri, pada kesempatan kali ini kami mengajak kaum muslimin untuk sejenak menengok ‘sisi lain’ Rasulullah SAW yang relatif jarang dibahas saat membicarakan tentang meneladani beliau. Selain kesantunan akhlak, kelembutan tutur kata, Rasulullah SAW juga dikenal dengan pribadi yang menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan, senantiasa berpenampilan rapi dan wangi. Karena keindahan fisik beliau inilah menjadi salah satu jalan masuknya hidayah keislaman di hati orang-orang kafir saat itu. Jabir RA berkata, “Aku melihat Rasulullah SAW di malam purnama, beliau mengenakan kain merah. Aku mulai memandang beliau dan bulan, ternyata beliau lebih indah dibandingkan bulan”.

Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah...
Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah dalam Miftah Daris Sa’adah menerangkan bahwa di antara faktor kunci hidayah yaitu menyaksikan kesempurnaan yang melekat pada diri Rasulullah SAW. Ibnul Qayyim berkata, “Di antara mereka (kaum kuffar) ada yang memperoleh hidayah (masuk Islam) dengan melihat kondisi dan sifat bawaan beliau SAW berupa kesempurnaan akhlak, fisik dan perbuatan.”
‘Ali bin Abi Thalib RA bercerita, “Nabi bukanlah orang yang tinggi, juga bukan orang yang pendek. Kedua telapak tangan dan kaki beliau tebal. Kepala beliau besar. Tulang-tulang panjangnya besar. Bulu-bulu dadanya panjang. Jika berjalan, beliau berjalan dengan tegak layaknya orang yang sedang menapaki jalan yang menurun. Aku belum pernah melihat orang seperti beliau sebelum atau setelahnya”.

Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah...
Membaca cerita Sahabat Ali RA tersebut, dapat kita lihat bahwa Rasulullah SAW merupakan pribadi yang kuat secara fisik, bukan seorang yang lemah. Kuatnya fisik Rasulullah SAW ini dapat pula kita pahami dari ibadah-ibadah yang dijalankan oleh Rasulullah SAW, baik itu shalat, puasa, maupun jihad beliau di jalan Allah SWT. Dalam beberapa kisah dalam Sirah Nabawiyah atau hadits-hadits tentang shalat malam Nabi Muhammad SAW misalnya, digambarkan bahwa Rasulullah SAW selalu shalat malam hingga bengkak kaki beliau. Beliau selalu sedikit tidur dan memperbanyak ibadah di malam hari. Panjangnya shalat Rasulullah SAW tersebut, tentu tidak bisa dilakukan dengan tanpa adanya fisik yang kuat.
Bayangkan, Rasulullah SAW shalat mulai tengah malam hingga menjelang azan Subuh. Para sahabat yang pernah bermakmum kepada beliau menceritakan bahwa dalam sekali berdiri pada saat shalat, setelah Al Fatihah Rasulullah SAW pernah membaca surat Al Baqarah, Ali Imran dan An Nisa’ hingga selesai. Bagaimana mungkin beliau bisa berdiri selama itu jika bukan dengan fisik yang kuat? Bandingkan dengan diri kita masing-masing, selama apa kita bisa berdiri dalam shalat. Kuatnya fisik Rasulullah SAW ini, selain karunia Allah SWT, adalah karena Rasulullah SAW selalu menjaga kesehatan dan kekuatan fisik, salah satunya dengan berolah raga.
Rasulullah SAW bersabda, “Setiap hal yang tidak ada zikir kepada Allah adalah lahwun (kesia-siaan) dan permainan belaka, kecuali empat: candaan suami kepada istrinya, seorang lelaki yang melatih kudanya, latihan memanah, dan mengajarkan renang.” (HR. An Nasa’i)

Rasulullah SAW juga bersabda:

اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ، وَفِـيْ كُـلٍّ خَـيْـرٌ

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai daripada Mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan.” (HR. Muslim)

Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah...
Selain kuat secara fisik karena berolahraga, Rasulullah SAW juga dikenal sebagai pribadi yang jarang bahkan tidak pernah sakit. Dalam sejarah kita hanya akan menjumpai sakitnya Rasulullah SAW sekali saja, yaitu menjelang wafatnya beliau. Kenapa bisa demikian? Di antara sebabnya adalah, beliau selalu menjaga pola makan yang sehat. Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihnya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas.” (HR. Ibnu Majah)
Berkaitan tentang pola makan ini, ada sebuah hadis yang sebenarnya sanadnya dhaif, tetapi benar secara makna, yaitu, “Kita (kaum muslimin) adalah kaum yang hanya makan bila lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.”
Hampir semua penyakit hadir karena pengaruh makanan, maka dengan mengatur kembali pola makan kita, sebagian besar penyakit sudah bisa kita hindari. Rasulullah SAW adalah contoh nyata akan hal ini. Dengan menjaga betul-betul pola makan, kita ketahui bahwa beliau hanya sakit sekali saja seumur hidup beliau.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ

Khutbah Kedua

الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah...
Meneladani Rasulullah SAW adalah salah satu bentuk bukti cinta kita kepada beliau. Rasulullah SAW bersabda,

وَالَّذِى نَفْـسِى بِيَدِهِ لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُـمْ حَتَّى أَكُـوْنَ أَحَـبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَـدِهِ وَوَالِـدِهِ وَالنَّـاسِ أَجْمَعِـيْنَ

“Demi Dzat yang jiwaku ada di Tangan-Nya, salah seorang kalian tidak beriman hingga aku lebih dicintai daripada anaknya, ayahnya dan seluruh manusia.” (Muttafaqun 'alaihi)

Bukan berarti kita tidak boleh mencintai orang tua, suami, istri, anak-anak, harta benda dan sesama makhluk Allah SWT. Namun cinta kita kepada Allah SWT dan Rasul-Nya haruslah lebih tinggi dari semua itu. Termasuk bukti mencintai Rasulullah SAW setelah beliau wafat adalah dengan mempelajari dan menteladani sirah perjuangan beliau, mencontoh akhlak dan adab beliau. Semoga dengannya, kita dimasukkan oleh Allah SWT ke dalam golongan umat Rasulullah SAW dan termasuk orang-orang yang mendapatkan syafaat beliau di hari akhir nanti. Aamiin...

اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى

اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ ومَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply