Diberdayakan oleh Blogger.

New

Artikel

Kolom Guru

Prestasi

Agenda Sekolah

Info Pendaftaran

Muhammadiyah dan Pemberdayaan Kemasjidan



Andika Rahmawan
Sekretaris Bidang Pemberdayaan Korps Mubaligh dan Kemasjidan MT PDM Sukoharjo,
Imam Masjid Islamic Center Muhammadiyah (ICMA) Cabang Blimbing


Masjid merupakan pusat ibadah dan aktivitas umat Islam yang memiliki peran strategis dalam kehidupan bermasyarakat. Jika menengok kembali ke masa lalu, dapat dengan mudah ditemukan bahwa masjid merupakan salah satu tonggak utama kokohnya peradaban Islam. Masjid tidak hanya semata berperan sebagai tempat penyebaran Islam, tetapi juga menjadi pusat aktivitas pendidikan. Dengan demikian, masjid dan pendidikan berjalan beriringan dalam proses penyebaran Islam. Hal ini menegaskan bahwa masjid bukan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Dari masjid diharapkan lahir para ulama, ilmuwan, mujtahid, dan mujadid yang berkontribusi bagi kemajuan Islam.

Dalam konteks Persyarikatan Muhammadiyah, masjid tidak hanya menjadi tempat untuk melaksanakan shalat berjamaah dan kajian keagamaan semata, tetapi juga berfungsi sebagai pusat pemberdayaan umat, pendidikan, dan penyelesaian masalah sosial. Mengacu pada perjalanan awal dakwah Almarhum KH. Ahmad Dahlan, hal pertama yang beliau bangun di Kauman Yogyakarta sebelum resmi mendirikan Muhammadiyah adalah sebuah masjid, yang pada masa itu diberi nama dengan Langgar Kidoel. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya masjid sebagai pondasi dalam membangun peradaban Islam sekaligus menjadi pusat kaderisasi dakwah.

Pada periode ini Muhammadiyah tampaknya kembali konsen untuk memvitalkan kembali peran masjid sebagaimana telah dicontohkan Almarhum KH. Ahmad Dahlan. Sudah beberapa angkatan Persyarikatan melalui Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCRPM) PP Muhammadiyah yang dikomandoi Ustadz Kombes (Purn) HM. Jamaluddin Ahmad, S.Psi menyelenggarakan Akademi Marbot Masjid Muhammadiyah (AM3) dengan konsep roadshow keliling Indonesia. Dengan semangat “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua”, masjid Muhammadiyah diharapkan mampu memberikan manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat.


Masjid: Makmur dan Memakmurkan
Masjid yang makmur adalah masjid yang aktif dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan ibadah dan sosial, serta memiliki jamaah yang setia. Namun, masjid yang memakmurkan adalah masjid yang kehadirannya dirasakan langsung oleh masyarakat. Ia tidak hanya menjadi tempat berkumpul, melainkan juga menjadi sumber manfaat. Konsep ini sejalan dengan misi masjid sebagai tempat yang memberikan manfaat nyata dan memakmurkan bagi masyarakat sekitarnya.

Menurut Ustadz HM. Jamaluddin Ahmad, masjid yang makmur dan memakmurkan setidaknya memiliki empat ciri utama: (1) jamaah yang konsisten dan banyak, seperti Masjid Al-Jihad Muhammadiyah di Banjarmasin yang dipenuhi hingga 1000 jamaah setiap hari; (2) pengajian rutin yang beragam dan kreatif, melibatkan semua kalangan, dari anak-anak hingga orang dewasa; (3) kegiatan pemberdayaan jamaah, seperti bantuan sembako, parenting, hingga program pencarian jodoh untuk membentuk keluarga sakinah; serta (4) pengelolaan zakat, infak dan sedekah yang efektif untuk mendukung kesejahteraan jamaah, sekaligus menyediakan ruang bagi anak muda untuk berekspresi dan berkontribusi dalam memajukan masjid.

Untuk mencapai tujuan tersebut, masjid Muhammadiyah selayaknya mengintegrasikan berbagai program yang mencakup pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, dan penguatan moral. Program-program pelatihan keterampilan, bimbingan pernikahan, serta pelayanan kesehatan gratis harus diselenggarakan di setiap masjid untuk membantu masyarakat sekitar. Sampai saat ini kita juga masih merindukan masjid-masjid yang ramah lansia, ramah anak dan ramah musafir. Hal ini menunjukkan betapa masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat pemberdayaan masyarakat dari berbagai kalangan.


Dari Masjid Kita Bangkit

Dalam sejarah peradaban Islam, kebangkitan umat sering kali dimulai dari masjid. Masjid Nabawi di Madinah misalnya, bukan hanya menjadi pusat peribadatan, tetapi juga pusat pemerintahan, pendidikan, dan tempat pengambilan keputusan strategis oleh Rasulullah SAW. Para pimpinan Muhammadiyah seharusnya mengambil inspirasi dari hal ini dalam membangun peradaban, dan berkomitmen menjadikan masjid sebagai kiblat awal kebangkitan umat.

Kegiatan AM3 menjadi langkah penting Persyarikatan dalam meningkatkan kompetensi marbot/takmir masjid Muhammadiyah di Indonesia. Dengan pelatihan yang diinisiasi LPCR-RPM PP Muhammadiyah ini bertujuan mencetak marbot/takmir kompeten untuk mendukung masjid unggul berkemajuan, makmur, dan memakmurkan. Hal ini menegaskan pentingnya menjadikan masjid sebagai pusat solusi dan kebangkitan umat, sejalan dengan misi Muhammadiyah menciptakan masyarakat Islam yang ideal.

Dalam menghadapi tantangan sosial, ekonomi, dan spiritual yang kompleks, masjid dapat menjadi tempat di mana masyarakat menemukan jawaban atas masalah mereka.

Saat pulang dari AM3, marbot/takmir masjid-masjid Muhammadiyah diharapkan semakin dicintai oleh masyarakat, karena mampu memberikan yang terbaik untuk mereka, serta menjadi garda terdepan umat dalam solusi bagi berbagai persoalan keumatan. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai program yang bukan hanya dakwah dan pendidikan, tetapi juga pemberdayaan, dan kebahagiaan jamaah melalui program kajian keislaman, pendalaman Al-Qur’an untuk semua kalangan, serta pelatihan keterampilan untuk pemuda adalah contoh nyata dari usaha ini. Dengan begitu, masjid tidak hanya menjadi tempat yang ramai pada waktu shalat, tetapi juga aktif sepanjang waktu dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat. Sehingga tidak ada ceritanya masjid Muhammadiyah dikunci dan dibuka saat tiba waktu shalat saja.


Apapun Masalahnya, Masjid Solusinya

Masjid Muhammadiyah memiliki potensi besar untuk menjadi solusi bagi berbagai masalah umat. Dalam menghadapi tantangan sosial, ekonomi, dan spiritual yang kompleks, masjid dapat menjadi tempat di mana masyarakat menemukan jawaban atas masalah mereka.

Sebagai contoh, dalam masalah kemiskinan, masjid Muhammadiyah dapat menggerakkan gerakan sedekah berjamaah melalui program zakat, infak, dan sedekah. Dana yang terkumpul tidak hanya untuk sedekah fakir miskin saja, tetapi juga dapat untuk pemberdayaan ekonomi seperti pemberian modal usaha, hingga mendirikan koperasi UMKM. Beberapa masjid sudah bisa memberikan modal usaha untuk jamaahnya. Dalam konteks ini, masjid menjadi tempat untuk pelatihan keterampilan dengan bimbingan dari para praktisi yang berkompeten.

Selain itu, masjid juga dapat berperan sebagai mediator konflik, baik konflik rumah tangga, hingga bahkan konflik sosial di masyarakat yang lebih luas, dengan mengedepankan nilai-nilai Islam rahmatan lil 'alamin, masjid Muhammadiyah menjadi tempat rekonsiliasi, juga tempat menguatkan relasi harmonis bersama. Ustadz H. Kusnadi Ikhwani, M.M, takmir Masjid Percontohan Al-Falah Sragen, yang juga Ketua Bidang Pembinaan Masjid LPCR-PPM PP Muhammadiyah dalam sebuah wawancara menyampaikan bahwa kehadiran masjid bisa menjadi solusi bagi masyarakat yang sedang menghadapi kesulitan ekonomi dan persoalan kehidupan seperti korban pinjol dan judi yang marak akhir-akhir ini.


Dukungan untuk Optimalisasi Peran Masjid Muhammadiyah
Tentu saja peran besar pengelolaan masjid Muhammadiyah yang diemban oleh para takmir/marbot tidak dapat berjalan optimal tanpa dukungan dari berbagai pihak. Muhammadiyah, melalui Majelis Tabligh (dalam hal ini Bidang Pemberdayaan Korps Mubaligh dan Kemasjidan), Lembaga Dakwah Komunitas (LDK), dan LPCR-PM, harus terus berkomitmen mendukung para takmir masjid Muhammadiyah.

Dukungan tersebut bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk, antara lain: Pertama, Pelatihan dan pengembangan kapasitas. Para takmir masjid perlu mendapatkan pelatihan yang terarah, baik dalam bidang pengelolaan masjid, pengelolaan keuangan, hingga pengelolaan program dakwah. Dengan memiliki pelatihan yang memadai, mereka dapat menjalankan tugasnya dengan lebih efektif. Alhamdulillah hal ini sudah diwujudkan melalui Akademi Marbot Masjid Muhammadiyah (AM3).

Kedua, Penyediaan sarana dan prasarana. Keberhasilan dakwah masjid juga sangat bergantung pada ketersediaan fasilitas yang memadai. Dukungan berupa penyediaan perpustakaan masjid, fasilitas internet, hingga perlengkapan ibadah yang berkualitas, akan sangat membantu optimalisasi peran masjid.

Ketiga, Pendampingan berkelanjutan. Muhammadiyah di berbagai tingkatan (melalui majelis/lembaga yang disebutkan sebelumnya) perlu memberikan pendampingan intensif kepada para takmir masjid di bawah bimbingan ahli agar mereka terus berkembang. Pendampingan ini mereka terima berupa kunjungan rutin, evaluasi, serta pembinaan spiritual dan manajerial pengurus masjid.

Keempat, Meningkatkan sinergi. Kolaborasi antara masjid Muhammadiyah dengan amal usaha pendidikan, rumah sakit, dan amal usaha Muhammadiyah (AUM) lainnya akan memperkuat peran masjid sebagai pusat pemberdayaan umat. Dengan sinergi ini, berbagai program dapat berjalan lebih efektif.


Penutup
Masjid Muhammadiyah memiliki potensi besar untuk menjadi pusat kebangkitan dan solusi bagi umat. Dengan semangat “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua”, masjid harus terus bertransformasi menjadi pusat dakwah, pemberdayaan, dan solusi atas permasalahan umat.

Namun, semua ini memerlukan dukungan penuh dari seluruh elemen Muhammadiyah. Dengan pelatihan, pengembangan kapasitas, penyediaan sarana, serta sinergi yang kuat, takmir masjid Muhammadiyah dapat menjalankan perannya dengan optimal. Mari bersama-sama menjadikan masjid kita sebagai pusat peradaban Islam yang membawa kebaikan bagi seluruh umat manusia.

Jika dikelola dengan kerja keras dan penuh keikhlasan, masjid Muhammadiyah akan terus menjadi rumah dakwah Muhammadiyah yang membawa pencerahan, kebajikan, dan kemajuan bagi umat manusia. Dengan demikian, cita-cita Muhammadiyah untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dapat tercapai. Semoga!


*) Tulisan ini dimuat di Majalah Tabligh Edisi No. 6/XXII - Dzulhijah 1446 H / Muharram 1447 H

Akhirussanah SMP Imam Syuhodo Angkatan ke-5: Hafalan Tertinggi 10 Juz


Sukoharjo - SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo menyelenggarakan acara Akhirussanah bagi siswa-siswi kelas IX angkatan ke-5 pada Kamis, 19 Juni 2025, bertempat di Gedung Sri Rahayu, Bekonang. Acara berlangsung dari pukul 08.00 hingga 11.00 dan dihadiri oleh seluruh siswa kelas VII, VIII, dan IX beserta orang tua mereka.

Dalam laporan pendidikannya, Kepala SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo, Muhammad Nasri Dini, menyampaikan bahwa tahun ini sebanyak 39 siswa dinyatakan lulus dengan capaian yang membanggakan. Hafalan Al-Qur’an siswa program boarding mencapai 10 juz, sementara siswa program fullday mencapai 5 juz. Nasri menekankan keberhasilan para siswa tidak hanya dalam aspek akademik dan tahfizh, tetapi juga dalam karakter.

"Anak-anakku, bertakwalah di manapun kalian berada, jaga shalat dan tilawah kalian, berbaktilah kepada orang tua, dan gapailah cita-cita kalian setinggi mungkin," pesan Nasri.

Dalam suasana suka bercampur haru, Nasri juga memohon maaf dan mengucapkan terima kasih atas kepercayaan orang tua. Secara resmi, para siswa dikembalikan kepada orang tua masing-masing, dengan harapan agar orang tua terus mendampingi dan mendoakan anak-anak dalam meraih cita-cita mereka.

Acara ini turut dihadiri tamu undangan dari berbagai pihak, di antaranya Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Blimbing, H. Andi Asadudin, S.Psi.; anggota Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal (Dikdasmen-PNF) PCM Blimbing, Besar Aribowo, S.Pd.; Wakil Direktur Pondok Pesantren Modern Imam Syuhodo, KH. Haidar Mubarak, Lc., M.H.; Kepala SMA Muhammadiyah Pontren Imam Syuhodo, Nur Indah Istiqomah, M.Pd.; Kepala SMK Muhammadiyah Pontren Imam Syuhodo, Subur Aribowo, S.T.; Pimpinan PPTQ Shiratun Najah, H. Parmin, M.Pd.I.; serta perwakilan dari SD Muhammadiyah Imam Syuhodo dan SD Muhammadiyah Wonorejo.

Selain prosesi wisuda, acara juga diisi dengan penyampaian pesan dan kesan dari perwakilan orang tua siswa kelas IX, penampilan hiburan dari para siswa, pemberian penghargaan bagi siswa berprestasi, dan ditutup dengan ramah tamah serta sesi foto bersama.

Wisuda Tahfizh SMP Imam Syuhodo: 7 Santriwati Diwisuda dengan Hafalan Hingga 10 Juz


Sukoharjo - SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo Program Boarding Tahfizhul Qur’an menggelar Wisuda Tahfizh di Balai Desa Kenokorejo pada Selasa malam, 17 Juni 2025. Acara berlangsung dari pukul 20.00 hingga 21.30 WIB dan menjadi momentum haru sekaligus kebanggaan atas capaian para santriwati yang telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an sesuai pencapaian masing-masing.

Sebanyak tujuh santriwati diwisuda pada malam tersebut. Mereka telah menyelesaikan hafalan antara 5 juz hingga mencapai 10 juz selama tiga tahun masa belajar di SMP Imam Syuhodo. Keberhasilan ini menjadi buah dari kesungguhan, kedisiplinan, serta bimbingan intensif dari para asatidzah.

Hadir dalam acara ini Kepala SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo, Muhammad Nasri Dini, penanggung jawab program tahfizh Muhammad Fikri Aththoriq, S.Pd., serta segenap guru dan karyawan. Tamu undangan yang turut hadir antara lain Sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Blimbing, Andika Rahmawan; Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Kenokorejo, Joko Sutrisno, S.Kom., beserta jajaran; Pimpinan Ranting 'Aisyiyah (PRA) Kenokorejo; Kepala Desa Kenokorejo, Hendri Purnomo; para ketua RT dan RW se-Desa Kenokorejo; serta perwakilan pondok tahfizh di sekitar Polokarto, yaitu Ustadz Abu Yahya dari Pondok Pesantren Tahfizh Dhiyaul Qur’an Tepisari, Ustadz Soimin dari PPTQ Darul Arqom Kemasan, dan Ustadz Abdurrahman dari PPTQ Ulul Albab Tulakan. Hadir pula tokoh sesepuh Muhammadiyah KH. Yunus Muhammadi dari PPM Imam Syuhodo.

Dalam sambutannya, Ustadz Muh. Fikri Aththoriq menyampaikan pesan penting kepada para wisudawati agar terus menjaga dan mengamalkan hafalan Al-Qur’an.

“Wisuda ini bukan akhir, tapi awal dari perjalanan bersama Al-Qur’an. Hafalan yang sudah diperjuangkan harus terus dijaga, bukan hanya di lidah, tapi diamalkan dalam sikap dan perbuatan sehari-hari,” pesannya.

Sementara itu, dalam khutbah wada’, KH. Yunus Muhammadi menegaskan pentingnya lembaga pendidikan Islam untuk terus menyuarakan dan menyebarkan kebaikan, khususnya dalam bidang tahfizh.

“Pondok-pondok pesantren Muhammadiyah perlu terus mempublikasikan keberhasilan santri sebagai bentuk syiar. Untuk para santri, lanjutkan pendidikan di tempat yang mendukung hafalan agar cahaya Al-Qur’an dalam diri kalian tidak padam,” tuturnya.

SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo menyelenggarakan program tahfizhul Qur'an dengan sistem asrama atau boarding. Asrama 1 terletak di PPTQ Shiratun Najah Muhammadiyah Ranting Miri, sedangkan Asrama 2 terletak di PPTQ Qolbun Saliim Muhammadiyah Ranting Kenokorejo.

Dalam wisuda tersebut juga dilaksanakan pemberian sertifikat tahfizh. Wajah haru dan bangga terlihat dari para hadirin yang menyaksikan momen ini. Wisuda ini bukan hanya menjadi simbol keberhasilan akademik, tetapi juga penanda lahirnya generasi muda penghafal Al-Qur’an yang siap membawa cahaya Al-Qur’an di tengah masyarakat.

Gandeng Majelis Lingkungan Hidup PCM Blimbing, SMP Imam Syuhodo Gelar Aksi Berbagi Daging Kurban Ramah Lingkungan


Sukoharjo - Dalam semangat Idul Adha 1446 H, SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo bekerja sama dengan Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Blimbing menggelar kegiatan Berbagi Daging Kurban kepada masyarakat sekitar, khususnya di wilayah Kecamatan Polokarto dan Mojolaban, Senin, 9 Juni 2025.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Muhammad Fatkhul Hajri, M.Pd mengatakan ada sebanyak 4 ekor kambing berhasil disembelih dan dijadikan 50 paket daging yang kemudian dibagikan kepada masyarakat sekitar rumah siswa. Uniknya, sebelum pembagian, para siswa terlebih dahulu mengikuti sesi memasak sate dan makan bersama di sekolah, menciptakan momen kebersamaan dan pembelajaran yang menyenangkan.

"Pengolahan daging dilakukan secara berkelompok dan dipandu langsung oleh para Asatidzah agar siswa turut memahami proses pengolahan secara Islami dan higienis," ujar Hajri.

Setelah sesi memasak dan makan bersama selesai, daging yang telah dibesek dengan kemasan ramah lingkungan dibagikan kepada siswa untuk kemudian disalurkan ke masyarakat yang membutuhkan di lingkungan masing-masing.

"Hal ini sekaligus menjadi bentuk pembelajaran sosial dan penanaman nilai kepedulian kepada sesama bagi para siswa," tambah Hajri.

Ketua MLH PCM Blimbing Awaludin Mufti Efendi, M.Si mengatakan kegiatan ini menjadi bagian dari program tahunan yang menggabungkan nilai religius, edukatif, dan kepedulian lingkungan.

"Tahun ini, kegiatan MLH kolaborasi dengan beberapa AUM termasuk SMP Imam Syuhodo kembali mengusung tema Zero Plastic, sejalan dengan kampanye Hari Lingkungan Hidup Sedunia: Ending Plastic Pollution," kata Awaludin.

Kegiatan ini merupakan bukti nyata bahwa ibadah kurban dapat dilaksanakan dengan penuh makna serta tetap ramah terhadap lingkungan.

"Semoga momentum Idul Adha ini menguatkan habluminallah, habluminannas, sekaligus hablun minal alam. Semoga menjadi amal jariyah untuk keluarga besar AUM dan seluruh tim yang terlibat. Barakallahu fikum," pungkas Awaludin.

Kepala SMP Imam Syuhodo Akan Menjadi Imam Khatib Shalat Iduladha 1446 H di PRM Jatisobo


Sukoharjo – Dalam rangka menyambut Hari Raya Iduladha 10 Dzulhijjah 1446 H, Muhammadiyah Ranting Jatisobo akan menggelar Shalat Iduladha berjamaah pada Jumat, 6 Juni 2025 bertempat di Lapangan Desa Jatisobo, Polokarto, Sukoharjo.

Pada kegiatan ini akan hadir Dr. Muhammad Nasri Dini, M.Pd, Kepala SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo, sebagai imam dan khatib. Nasri adalah pendidik sekaligus mubaligh yang aktif dalam dakwah di masyarakat.

SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo, telah memposisikan diri menjadi salah satu pusat pendidikan Muhammadiyah yang menanamkan nilai-nilai Islam berkemajuan dan pembentukan karakter islami. Kehadiran kepala sekolahnya sebagai imam dan khatib Iduladha menegaskan peran aktif lembaga ini dalam syiar Islam di tengah masyarakat.

Kegiatan akan dimulai pada pukul 06.00 WIB hingga selesai, dan terbuka untuk umum. Panitia juga mengimbau jamaah untuk menyiapkan infak terbaik, sebagai bagian dari semangat berbagi di hari raya kurban.

Dengan hadirnya tokoh pendidikan dari SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo, diharapkan kegiatan ini tidak hanya menjadi ibadah tahunan, tetapi juga momentum peningkatan spiritualitas dan pendidikan masyarakat.

Kepala SMP Imam Syuhodo Ditunjuk sebagai Dewan Pakar SMA Imam Syuhodo Nonpondok



Sukoharjo - Dalam rangka penguatan mutu pendidikan dan penataan kelembagaan, Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal (Dikdasmen & PNF) Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Blimbing Daerah resmi membentuk Dewan Pakar dan Dewan Pengasuh bagi SMA Muhammadiyah Imam Syuhodo Program Nonpondok untuk menyambut tahun ajaran baru 2025/2026.

Salah satu yang dipercaya masuk dalam tim tersebut adalah Dr. Muhammad Nasri Dini, S.Pd.I, M.Pd, yang saat ini menjabat sebagai Kepala SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo. Penunjukan ini tertuang dalam surat resmi bernomor 074/IV.A/4/2025 tertanggal 30 Mei 2025 dari Majelis Dikdasmen & PNF PCM Blimbing.

Kepercayaan yang diberikan kepada Nasri merupakan bentuk pengakuan atas kontribusinya dalam membangun pendidikan di lingkungan Muhammadiyah. Di bawah kepemimpinannya, SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo terus berkembang menjadi lembaga pendidikan yang tidak hanya menekankan aspek akademik, tetapi juga pembentukan karakter Islami dan kecintaan terhadap Al-Qur’an.

Menurut Ketua Majelis Dikdasmen & PNF PCM Blimbing Dr. H. Mohtar Yunianto, M.Si melalui pembentukan Dewan Pakar ini bertujuan untuk mengawal proses kelembagaan SMA Muhammadiyah Imam Syuhodo Nonpondok yang secara kewenangan diberikan kepada Majelis Dikdasmen-PNF dalam pengelolaan.

“Dengan dukungan Dewan Pakar, Majelis Dikdasmen berharap dapat menyusun dan menerapkan kurikulum terintegrasi antara kurikulum nasional, pesantren, dan ciri khusus Muhammadiyah, yang memadukan keunggulan sains, teknologi, dan nilai-nilai Al-Qur’an,” terang Mohtar.

Selain Nasri, tercatat 10 tokoh lainnya yang tergabung dalam Dewan Pakar dan Dewan Pengasuh SMA Muhammadiyah Imam Syuhodo Nonpondok, berasal dari berbagai latar belakang keilmuan. Mereka adalah: KH. Sholahuddin Sirizar, Lc, M.A, Ust. H. Haedar Mubarok, Lc, M.H, Ust. Endro Setiawan, Lc, Ahmad Sigit Riswanto, S.Pd, M.Pd, Prof. Dr. Ir. Wakhid Ahmad Jauhari, S.T, M.T, Dr. Sri Lahir, M.Pd, Dr. H. Mohtar Yunianto, S.Si, M.Si, Dr. Sigit Purnama Adi, S.Sn, M.Sn, Sularso, S.Pd, M.Pd dan Jumantono, S.T.

Siswa Angkatan ke-5 SMP Imam Syuhodo Lulus 100 Persen


Sukoharjo - SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo secara resmi meluluskan 39 siswa kelas IX dalam sebuah acara pengumuman kelulusan yang dilaksanakan bersamaan dengan pertemuan Paguyuban Orang Tua Santri dan Asatidzah (POSA) kelas IX pada Senin, 2 Juni 2025. Kegiatan ini berlangsung di rumah Bapak Sukasno - Ibu Rini Wahyuni, salah satu orang tua santri, Zaidan di Ngentak Godog Polokarto.

Rangkaian acara yang dipandu oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Shofia Nur Mutmainnah, S.Pd. ini dimulai pukul 16.00 WIB dan berjalan dalam suasana hangat, penuh keakraban, serta kekeluargaan.

Kelulusan tahun ini merupakan angkatan kelima sejak sekolah ini berdiri dan mulai menerima siswa baru pada tahun 2018. Para lulusan berasal dari dua program unggulan sekolah, yakni Fullday School dan Boarding Tahfizhul Qur’an, yang menjadi ciri khas pendidikan terpadu di SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo.



Acara ini dihadiri oleh wali kelas IX, seluruh orang tua/wali, para siswa, serta jajaran guru dan tenaga kependidikan. Turut hadir Kepala SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo, Muhammad Nasri Dini, yang memberikan sambutan sekaligus apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung proses pendidikan selama ini.

Dalam sambutannya, Nasri menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kepercayaan orang tua yang telah menyerahkan pendidikan putra-putrinya kepada SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo. Ia juga tidak lupa menyampaikan permohonan maaf apabila dalam proses pendidikan selama tiga tahun terdapat kekurangan yang dirasakan.

“Kami sangat bersyukur atas kepercayaan yang diberikan kepada kami untuk mendampingi anak-anak selama tiga tahun ini. Kami juga mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam proses mendidik masih banyak kekurangan,” ujar Nasri.

Ia juga memberikan pesan khusus kepada para siswa agar terus bersemangat dalam meraih cita-cita, serta mengajak para orang tua untuk senantiasa memberikan dukungan dalam perjalanan anak-anak mereka menuju masa depan.




Penyerahan dokumen kelulusan dipimpin oleh wali kelas XI-B Ustadz Puthut Dwi Hendratmo, S.Pd.

“Sore ini ada tiga dokumen yang kami sampaikan, yaitu pertama surat pengumuman kelulusan, kedua surat keterangan lulus, dan yang ketiga surat keterangan nilai rapor,” terang Puthut.

Meski pengumuman kelulusan telah dilaksanakan, secara simbolis para siswa akan dikembalikan kepada orang tua dalam acara Akhirussanah, yang direncanakan berlangsung pada pertengahan Juni 2025. Acara tersebut akan menjadi momen puncak perpisahan sekaligus pelepasan resmi siswa kelas IX.




Pengumuman ini menandai berakhirnya satu fase penting dalam perjalanan pendidikan para siswa, sekaligus membuka lembaran baru untuk menapaki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Harapan besar disematkan agar para lulusan SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo dapat terus tumbuh menjadi generasi yang bertauhid, berilmu, dan beramal shalih di tengah masyarakat.