Banyak guru sering mengeluhkan perilaku muridnya: ada yang datang terlambat, ada yang mengobrol di kelas, ada yang malas mengerjakan tugas, hingga ada yang melanggar aturan sekolah. Namun, jika dicermati lebih dalam, perilaku murid sering kali merupakan pantulan dari perilaku gurunya sendiri.
Cermin dari Perilaku Murid
-
Murid yang terlambat masuk kelas, sering kali mencerminkan guru yang tidak selalu hadir tepat waktu atau pulang sebelum jam berakhir.
-
Murid yang diingatkan berkali-kali untuk masuk kelas, mirip dengan guru yang juga kerap diingatkan agar segera masuk ruang rapat.
-
Murid yang mengobrol ketika pelajaran berlangsung, sejatinya meniru guru yang juga kerap mengobrol atau sibuk dengan gawai saat rapat.
-
Murid yang terlambat mengumpulkan tugas, tidak berbeda jauh dengan guru yang terlambat menyerahkan soal, nilai, atau pengisian rapor.
-
Murid yang melanggar aturan seragam, bisa jadi mencontoh guru yang juga tidak selalu taat aturan berpakaian.
-
Murid yang berlebihan dalam berinteraksi dengan lawan jenis, mencerminkan guru yang terkadang tidak sepenuhnya bersih dari hal serupa.
-
Murid yang berkata kasar, sering kali tumbuh dari lingkungan di mana guru pun kadang kurang mampu menahan ucapan saat marah.
-
Murid yang membuang sampah sembarangan, sejatinya mencontoh perilaku guru yang pernah meninggalkan sisa makanan atau kardus snack begitu saja setelah rapat.
Dengan kata lain, murid adalah cerminan gurunya. Apa yang ditanamkan lewat teladan jauh lebih kuat daripada sekadar nasihat.
Introspeksi Diri Pendidik
Mendidik bukan hanya soal menyampaikan ilmu, tetapi juga menghadirkan teladan hidup. Murid lebih cepat meniru perilaku daripada hanya mendengar arahan. Oleh karena itu, sebelum mengeluhkan perilaku murid, guru seharusnya melakukan introspeksi diri: apakah sudah memberi teladan disiplin, kesopanan, tanggung jawab, dan akhlak yang baik?
Dimensi Religius: Antara Amanah dan Keberkahan
Menjadi guru tidak hanya urusan relasi dengan murid, tetapi juga urusan amanah di hadapan Allah. Bisa jadi, keberkahan dalam mengajar dicabut karena guru lalai menjaga keteladanan.
Allah memperingatkan dalam Al-Qur’an:
كَبُرَ مَقْتًا عِندَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ“Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. Ash-Shaff: 3)
Ayat ini menjadi pengingat keras bagi pendidik, agar tidak hanya pandai menasihati, tetapi juga mampu mencontohkan. Murka Allah bisa hadir ketika kata-kata tidak sesuai dengan perbuatan.
Penutup: Mendidik dengan Keteladanan
Murid bukan hanya penerima ilmu, tetapi juga peniru perilaku. Jika guru menginginkan murid disiplin, maka guru lebih dahulu harus disiplin. Jika guru menginginkan murid santun, maka guru pun harus menjaga tutur kata. Jika guru menginginkan murid bertanggung jawab, maka guru wajib menunjukkan sikap tanggung jawab dalam setiap amanahnya.
Keberhasilan pendidikan tidak semata lahir dari banyaknya nasihat, melainkan dari kuatnya keteladanan. Dengan menjaga amanah, menampilkan akhlak mulia, dan mengharap keberkahan Allah, proses mendidik akan melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter.
Tidak ada komentar: