Diberdayakan oleh Blogger.

New

Artikel

Kolom Guru

Prestasi

Agenda Sekolah

Info Pendaftaran

SMP Imam Syuhodo Gelar Lepas Sambut Kepala Sekolah



Karanganyar  Dalam suasana yang hangat dan penuh kekeluargaan, keluarga besar SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo menggelar acara lepas sambut kepala sekolah pada Rabu, 9 Juli 2025, bertempat di Medjora Resto, Kemuning, Karanganyar. Kegiatan ini mengusung tema "Melepas dengan Senyum dan Kenangan, Menyambut dengan Semangat dan Harapan Cerah".

Acara ini menjadi momen penting dalam rangka serah terima jabatan kepala sekolah dari Dr. Muhammad Nasri Dini, M.Pd., yang telah menjabat selama dua periode (2017–2021 dan 2021–2025), kepada Muhammad Fatkhul Hajri, M.Pd., sebagai kepala sekolah baru untuk periode 2025–2029.

Seluruh guru dan karyawan hadir menyaksikan langsung momen penuh haru ini. Salah satu perwakilan guru, Puthut Dwi Hendratmo, S.Pd., menyampaikan kesan dan tekadnya untuk terus mengabdi di SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo.
"Salah satu alasan saya tetap istiqamah di sini adalah karena ingin terus berada dalam lingkungan yang islami. Meskipun ada kesempatan P3K, saya sama sekali tidak noleh-noleh. Selama ini saya mendukung penuh Ustadz Nasri dengan seluruh program-programnya," ujarnya.

Dalam kata pamitnya, Nasri menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas dukungan dari seluruh pihak selama delapan tahun masa kepemimpinannya.
"Terima kasih sudah mendukung dan membersamai perjuangan kami delapan tahun ini. Mohon maaf apabila ada kebijakan maupun sikap pribadi yang tidak berkenan. Semoga silaturahmi tetap terjaga. Selamat bertugas kepada kepala sekolah yang baru, semoga SMP Imam Syuhodo semakin maju dan siswanya semakin banyak, termasuk gaji gurunya juga tambah," ucapnya yang disambut tawa hangat para hadirin.

Sebagai penutup, Ustadz Nasri membacakan sebuah pantun:

"Burung pipit terbang ke awan,
Meniti angin menuju tujuan.
Walau raga jauh dari kawan,
Doa dan cinta tetap bersambungan."

Sementara itu, kepala sekolah baru, Muhammad Fatkhul Hajri, M.Pd., menyampaikan rasa hormat dan apresiasinya kepada pendahulunya.
"Terima kasih Ustadz Nasri atas pengabdian dan dedikasinya selama delapan tahun ini. Insyaallah kami akan melanjutkan membangun pondasi yang telah ditancapkan dan terus mengembangkan sekolah ini bersama-sama," tuturnya.

Acara ditutup dengan doa bersama dan dilanjutkan dengan ramah tamah dalam suasana penuh keakraban dan semangat baru. Semoga tongkat estafet kepemimpinan ini menjadi awal yang semakin menguatkan langkah SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo menuju masa depan yang lebih cerah dan gemilang.

Sambut Tahun Ajaran 2025/2026, SMP Imam Syuhodo Gelar IHT dan Rapat Kerja

 


Sukoharjo Dalam rangka menyambut tahun ajaran baru, SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo menyelenggarakan kegiatan In House Training (IHT) dan Rapat Kerja (Raker) selama dua hari, pada Senin–Selasa, 7–8 Juli 2025. Kegiatan ini berlangsung di kompleks sekolah dan diikuti oleh seluruh guru serta karyawan.

Acara ini dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah, Ustadz Muhammad Fatkhul Hajri, M.Pd., yang dalam sambutannya menekankan pentingnya evaluasi, perencanaan strategis, serta penguatan semangat kolektif untuk menghadirkan layanan pendidikan yang unggul dan bermakna.

Hari pertama diisi dengan evaluasi menyeluruh terhadap program dan kegiatan tahun ajaran 2024/2025. Guru dan staf berdiskusi secara terbuka mengenai capaian pembelajaran, kegiatan kesiswaan, serta pelaksanaan program-program sekolah seperti outing class, ekstrakurikuler, dan layanan pembinaan siswa.

Pada hari kedua, kegiatan dilanjutkan dengan pembahasan persiapan tahun ajaran baru. Fokus pembahasan meliputi penguatan implementasi kurikulum merdeka, program kesiswaan, dan pembagian tugas struktural untuk tahun 2025/2026. Rapat juga menghasilkan beberapa keputusan penting terkait agenda tahunan dan struktur kepanitiaan kegiatan sekolah.

Sebagai bagian dari peningkatan kapasitas spiritual dan keilmuan guru, kegiatan IHT menghadirkan pemateri utama, Ustadz Abdurrahman, Lc., Al-Hafizh, dari PPTQ Ulul Albab. Dalam sesinya, beliau menyampaikan materi yang memberi inspirasi mendalam kepada para peserta untuk mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam proses pembelajaran dan pembinaan karakter siswa.

Kegiatan IHT dan Rapat Kerja ini diharapkan menjadi langkah awal yang solid dalam menapaki tahun ajaran baru dengan semangat kolaborasi, inovasi, dan komitmen untuk mewujudkan visi sekolah sebagai lembaga pendidikan Islam yang unggul dalam prestasi dan berkarakter Qur'ani.

Mengenal Muhammad Fatkhul Hajri, M.Pd: Nahkoda Baru SMP Imam Syuhodo 2025–2029


Muhammad Fatkhul Hajri, S.Pd., M.Pd. resmi ditetapkan sebagai Kepala SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo untuk masa jabatan 2025–2029. Sosok yang dikenal ramah, komunikatif dan berdedikasi ini merupakan figur aktivis muda Muhammadiyah yang telah lama mengabdikan diri di dunia pendidikan dan organisasi persyarikatan.

Lahir dan tumbuh besar di lingkungan keluarga Muhammadiyah, Hajri adalah anak kedua dari enam bersaudara, putra dari almarhum Ustadz Syamsudin, seorang aktivis Muhammadiyah Cabang Blimbing yang dikenal luas karena semangat dakwahnya. Hingga menjelang akhir hayatnya, Ustadz Syamsudin masih aktif sebagai anggota Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) Cabang Blimbing. Semangat dan nilai-nilai perjuangan itu pulalah yang menjiwai perjalanan hidup Hajri.

Riwayat pendidikannya dimulai dari SD Muhammadiyah Wonorejo, kemudian berlanjut ke MTs Muhammadiyah Blimbing, SMA Negeri Mojolaban, dan menyelesaikan studi S1 di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) jurusan Tarbiyah. Ia kemudian melanjutkan pendidikan S2 pada Pascasarjana Program Studi Manajemen Pendidikan Islam di UIN Raden Mas Said Surakarta.

Kariernya sebagai pendidik dimulai sebagai guru di SMA Muhammadiyah 1 Sukoharjo, sebelum kemudian bergabung dengan SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo pada tahun 2017. Di sekolah ini, ia pernah mengemban amanah sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum dan juga Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan. Pengalamannya yang luas serta kepiawaiannya dalam berkomunikasi menjadikannya sosok yang disegani oleh rekan sejawat dan siswa.

Di luar perannya sebagai pendidik, Hajri juga dikenal sebagai aktivis Persyarikatan. Ia pernah menjabat Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PC IPM) Blimbing dan menjadi pengurus Pimpinan Daerah IPM Sukoharjo. Di Pemuda Muhammadiyah, ia pernah menjabat sebagai Ketua Pimpinan Ranting Pemuda Muhammadiyah (PRPM) Wonorejo. Saat ini, ia masih tercatat sebagai Wakil Ketua Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Blimbing. Ia juga menjabat sebagai Sekretaris Majelis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani (MPK-SDI) PCM Blimbing. Ia juga pernah tercatat sebagai Sekretaris Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) Cabang Blimbing.

Di bidang media dakwah, Hajri pernah menjadi penyiar di Radio Dakwah Syariah (RDS) 101.4 FM Solo, memperluas jangkauan dakwahnya kepada masyarakat melalui gelombang udara. Di dunia dakwah ia juga tetap meneruskan jalan dakwah ayahnya dengan aktif menjadi anggota KMM Cabang Blimbing.

Dalam kehidupan pribadi, Muhammad Fatkhul Hajri dikaruniai seorang istri dan dua orang anak. Kehidupan rumah tangganya yang sederhana namun hangat menjadi cerminan dari nilai-nilai keteladanan yang akan ia bawa dalam kepemimpinannya di sekolah.

Sebagai kepala sekolah, ia memiliki visi untuk menjadikan SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo sebagai lembaga pendidikan Islam unggulan yang tidak hanya kuat dalam akademik, tetapi juga kokoh dalam karakter dan nilai keislaman. Dengan semangat dakwah dan kolaborasi, Hajri berkomitmen menjadikan sekolah ini sebagai rumah tumbuhnya generasi bertauhid, berilmu, dan beramal shaleh.

Muhammad Fatkhul Hajri Resmi Ditetapkan sebagai Kepala SMP Imam Syuhodo


Sukoharjo – Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal (Dikdasmen-PNF) Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Blimbing, Daerah Sukoharjo, secara resmi menetapkan Muhammad Fatkhul Hajri, M.Pd sebagai Kepala SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo periode 2025–2029. Penetapan tersebut ditandai dengan penyerahan Surat Keputusan (SK) dari PCM Blimbing kepada kepala sekolah terpilih yang digelar di Ruang Rapat PCM Blimbing, Kompleks ICMA Cabang Blimbing, pada Senin malam, 7 Juli 2025.

Penyerahan SK ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Majelis Dikdasmen-PNF PCM Blimbing dalam rangka menjamin keberlangsungan kepemimpinan yang profesional dan amanah di lingkungan sekolah dan madrasah Muhammadiyah. Penetapan ini juga menandai berakhirnya masa kepemimpinan Muhammad Nasri Dini, kepala SMP Imam Syuhodo sebelumnya, yang telah mengemban amanah selama dua periode.

Muhammad Fatkhul Hajri terpilih setelah melalui proses seleksi dari tiga kandidat yang diajukan oleh sekolah. Selain dirinya, terdapat dua nama lain, yaitu Shofia Nur Mutmainnah, S.Pd dan Nurul Uswatun Hasanah, S.Pd, Gr. Berdasarkan pertimbangan terhadap beberapa aspek, Majelis Dikdasmen-PNF bersama Direktur Pondok Pesantren Modern Imam Syuhodo menetapkan Hajri sebagai pilihan terbaik untuk mengemban amanah tersebut.

Acara penetapan ini dihadiri oleh jajaran pimpinan PCM Blimbing, antara lain Ketua PCM Blimbing H. Andi Asadudin, S.Psi, Sekretaris PCM Blimbing Andika Rahmawan, Wakil Ketua III PCM Blimbing Ahmad Sigit Riswanto, M.Pd, serta Ketua dan Sekretaris Majelis Dikdasmen-PNF, yaitu Dr. H. Mohtar Yunianto, M.Si dan Arkanudin, S.Pd.I.

Kepemimpinan Muhammad Fatkhul Hajri, M.Pd diharapkan dapat membawa semangat baru dalam memajukan SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo, tidak hanya dalam aspek akademik, tetapi juga dalam penguatan karakter Islami. Dengan komitmen terhadap dakwah melalui pendidikan, sekolah ini diharapkan terus tumbuh menjadi institusi unggulan yang mencerdaskan kehidupan bangsa dengan berlandaskan nilai-nilai Islam berkemajuan.

Muhammadiyah dan Pemberdayaan Kemasjidan


Andika Rahmawan

Sekretaris Bidang Pemberdayaan Korps Mubaligh dan Kemasjidan MT PDM Sukoharjo,

Imam Masjid Islamic Center Muhammadiyah (ICMA) Cabang Blimbing

 

Masjid merupakan pusat ibadah dan aktivitas umat Islam yang memiliki peran strategis dalam kehidupan bermasyarakat. Jika menengok kembali ke masa lalu, dapat dengan mudah ditemukan bahwa masjid merupakan salah satu tonggak utama kokohnya peradaban Islam. Masjid tidak hanya semata berperan sebagai tempat penyebaran Islam, tetapi juga sebagai pusat aktivitas pendidikan. Dengan demikian, masjid dan pendidikan berjalan beriringan dalam proses penyebaran Islam. Hal ini menegaskan bahwa masjid bukan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Dari masjid diharapkan lahir para ulama, ilmuwan, mujtahid, dan mujaddid yang berkontribusi besar bagi kemajuan Islam.

Dalam konteks Persyarikatan Muhammadiyah, masjid tidak hanya menjadi tempat untuk melaksanakan shalat berjamaah dan kajian keagamaan semata, tetapi juga berfungsi sebagai pusat pemberdayaan umat, pendidikan, dan penyelesaian masalah sosial. Mengacu pada perjalanan awal dakwah Almarhum KH. Ahmad Dahlan, hal pertama yang beliau bangun di Kauman Yogyakarta sebelum resmi mendirikan Muhammadiyah adalah sebuah masjid, yang pada masa itu diberi nama dengan “Langgar Kidoel”. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya masjid sebagai pondasi dalam membangun peradaban Islam sekaligus menjadi pusat kaderisasi dakwah.

Pada periode ini Muhammadiyah tampaknya kembali konsen untuk memvitalkan kembali peran masjid sebagaimana telah dicontohkan Almarhum KH. Ahmad Dahlan dahulu. Sudah beberapa angkatan Persyarikatan melalui Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCRPM) PP Muhammadiyah yang dikomandoi Ustadz Kombes (Purn) HM. Jamaluddin Ahmad, S.Psi menyelenggarakan Akademi Marbot Masjid Muhammadiyah (AM3) dengan konsep roadshow keliling Indonesia. Dengan semangat “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua”, masjid Muhammadiyah diharapkan mampu memberikan manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat.

 

Masjid: Makmur dan Memakmurkan

Masjid yang makmur adalah masjid yang aktif dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan ibadah dan sosial, serta memiliki jamaah yang setia. Namun, masjid yang memakmurkan memiliki makna lebih mendalam. Ia tidak hanya menjadi tempat berkumpul, tetapi juga menjadi sumber inspirasi dan solusi bagi masalah-masalah umat. Konsep ini sejalan dengan misi Muhammadiyah dalam menjadikan masjid sebagai tempat yang memberikan manfaat nyata dan memakmurkan bagi masyarakat sekitarnya.

Menurut Ustadz HM. Jamaluddin Ahmad, masjid yang makmur dan memakmurkan setidaknya memiliki empat ciri utama: (1) jamaah yang konsisten dan banyak, seperti Masjid Al-Jihad Muhammadiyah di Banjarmasin yang dipenuhi hingga 1000 jamaah setiap hari; (2) pengajian rutin yang beragam dan kreatif, melibatkan semua kalangan, dari anak-anak hingga orang dewasa; (3) kegiatan pemberdayaan jamaah, seperti bantuan sembako, parenting, hingga program pencarian pasangan untuk membangun keluarga sakinah; serta (4) pengelolaan zakat, infak dan sedekah yang efektif untuk mendukung kesejahteraan jamaah, sekaligus menyediakan ruang bagi anak muda untuk berkreasi dan berkontribusi dalam memajukan masjid.

Untuk mencapai tujuan tersebut, masjid Muhammadiyah selayaknya mengintegrasikan berbagai program yang mencakup pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, dan penguatan moral. Program-program seperti pelatihan keterampilan, bimbingan spiritual, serta pelayanan kesehatan gratis harus diselenggarakan di masjid Muhammadiyah untuk membantu masyarakat sekitar. Sampai saat ini kita juga masih merindukan masjid-masjid yang ramah lansia, ramah anak dan ramah musafir. Hal ini untuk menunjukkan bahwa masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat pemberdayaan masyarakat dari berbagai kalangan.

 

Dari Masjid Kita Bangkit

Dalam sejarah peradaban Islam, kebangkitan umat sering kali dimulai dari masjid. Masjid Nabawi di Madinah misalnya, bukan hanya menjadi tempat shalat, tetapi juga pusat pemerintahan, pendidikan, dan tempat pengambilan keputusan strategis oleh Rasulullah SAW. Para pimpinan Muhammadiyah harus mengambil inspirasi dari hal ini dan berkomitmen menjadikan masjid sebagai titik awal kebangkitan umat.

Kegiatan AM3 menjadi langkah penting Persyarikatan dalam meningkatkan kualitas pengelolaan masjid Muhammadiyah di Indonesia. Dengan pelatihan yang melibatkan perwakilan dari berbagai masjid, program yang diinisiasi LPCR-PM PP Muhammadiyah ini bertujuan mencetak marbot/takmir kompeten untuk mendukung masjid unggul berkemajuan, makmur, dan memakmurkan. Hal ini menegaskan pentingnya menjadikan masjid sebagai pusat solusi dan kebangkitan umat, sejalan dengan misi Muhammadiyah menciptakan masyarakat Islam yang ideal.

Saat pulang dari AM3, marbot/takmir masjid-masjid Muhammadiyah diharapkan semakin dicintai oleh masyarakat, karena mampu memberikan yang terbaik untuk mereka, serta menjadi tempat bangkitnya umat dan solusi bagi berbagai persoalan keumatan. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai program, tidak hanya dakwah dan pendidikan, tetapi juga pemberdayaan, yang diharapkan menjadi pelopor kebangkitan umat. Program seperti kajian keislaman, pendidikan Al-Qur'an untuk semua kalangan, serta pelatihan keterampilan bagi pemuda adalah contoh nyata dari usaha ini. Dengan begitu, masjid tidak hanya menjadi tempat yang ramai pada waktu shalat, tetapi juga aktif sepanjang waktu dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat. Sehingga tidak ada ceritanya masjid Muhammadiyah dikunci dan dibuka saat tiba waktu shalat saja.

 

Apapun Masalahnya, Masjid Solusinya

Masjid Muhammadiyah memiliki potensi besar untuk menjadi solusi bagi berbagai masalah umat. Dalam menghadapi tantangan sosial, ekonomi, dan spiritual yang kompleks, masjid dapat menjadi tempat di mana masyarakat menemukan jawaban atas masalah mereka.

Sebagai contoh, dalam masalah kemiskinan, masjid Muhammadiyah dapat menggerakkan jamaahnya untuk berinovasi melalui program zakat, infak, dan sedekah. Dana yang terkumpul tidak hanya disalurkan kepada fakir miskin saja, tetapi juga digunakan untuk pemberdayaan ekonomi seperti pelatihan UMKM. Beberapa masjid sudah bisa memberikan modal usaha untuk jamaahnya. Dalam masalah spiritual, masjid menjadi tempat untuk mencari dan mendapatkan bimbingan dari para ulama dan ustadz yang berkompeten.

Selain itu, masjid juga dapat berperan sebagai mediator dalam konflik, baik konflik rumah tangga, keluarga, maupun konflik sosial di masyarakat yang lainnya. Dengan mengedepankan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin, masjid Muhammadiyah bisa menjadi tempat rekonsiliasi, juga tempat berdialog dan mencari solusi bersama. Ustadz Ir. H. Kusnadi Ikhwani, M.M, takmir Masjid Percontohan Al-Falah Sragen yang juga Ketua Bidang Pembinaan Masjid LPCR-PM PP Muhammadiyah dalam sebuah kesempatan bahkan pernah menyampaikan bahwa masjid juga bisa menjadi solusi bagi masyarakat yang terjerat utang seperti korban pinjol dan judol yang marak akhir-akhir ini.

 

Dukungan untuk Optimalisasi Peran Masjid Muhammadiyah

Tentu saja peran besar pengelolaan masjid Muhammadiyah yang diemban oleh para takmir/marbot tidak dapat berjalan optimal tanpa dukungan dari berbagai pihak. Muhammadiyah, melalui Majelis Tabligh (dalam hal ini Bidang Pemberdayaan Korps Mubaligh dan Kemasjidan), Lembaga Dakwah Komunitas (LDK), dan LPCR-PM, harus terus berkomitmen mendukung para takmir masjid Muhammadiyah.

Dukungan tersebut bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk, antara lain: Pertama, Pelatihan dan pengembangan kapasitas. Para takmir masjid perlu mendapatkan pelatihan yang terarah, baik dalam bidang manajemen masjid, pengelolaan keuangan, hingga pengelolaan program dakwah. Dengan keterampilan yang memadai, mereka dapat menjalankan tugasnya dengan lebih efektif. Alhamdulillah hal ini sudah diwujudkan melalui Akademi Marbot Masjid Muhammadiyah (AM3).

Kedua, Penyediaan sarana dan prasarana. Keberhasilan dakwah masjid juga sangat bergantung pada ketersediaan fasilitas yang memadai. Dukungan berupa penyediaan perpustakaan masjid, fasilitas internet, hingga perlengkapan ibadah yang berkualitas akan sangat membantu optimalisasi peran masjid.

Ketiga, Pendampingan berkelanjutan. Muhammadiyah di berbagai tingkatan (melalui 3 majelis/lembaga yang disebutkan sebelumnya) perlu memberikan pendampingan intensif kepada masjid-masjid di bawah binaannya agar mereka terus berkembang. Pendampingan ini dapat berupa kunjungan rutin, evaluasi program, serta pembinaan spiritual untuk para pengurus masjid.

Keempat, Meningkatkan sinergi. Kolaborasi antara masjid Muhammadiyah dengan lembaga pendidikan, rumah sakit, dan amal usaha Muhammadiyah (AUM) lainnya akan memperkuat peran masjid sebagai pusat pemberdayaan umat. Dengan sinergi ini, berbagai program dapat berjalan lebih efektif.

 

Penutup

Masjid Muhammadiyah memiliki potensi besar untuk menjadi pusat keberkahan dan solusi bagi umat. Dengan semangat “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua”, masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat pemberdayaan masyarakat. Melalui program-program yang inovatif, masjid Muhammadiyah dapat makmur-memakmurkan, menjadi pelopor kebangkitan umat Islam, serta menjadi solusi atas berbagai permasalahan umat.

Namun, semua ini memerlukan dukungan penuh dari seluruh elemen Muhammadiyah. Dengan pelatihan, pengembangan kapasitas, penyediaan sarana, serta sinergi yang kuat, takmir masjid Muhammadiyah dapat menjalankan perannya dengan optimal. Mari bersama-sama menjadikan masjid kita sebagai pusat peradaban Islam yang membawa kebaikan bagi seluruh umat manusia.

Jika dikelola dengan kerja keras dan penuh keikhlasan, masjid Muhammadiyah akan terus menjadi rumah dakwah Muhammadiyah yang membawa pencerahan, kegembiraan, dan kemajuan bagi umat manusia. Dengan demikian, cita-cita Muhammadiyah untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dapat tercapai. Semoga! ❑


*) Tulisan ini dimuat di Majalah Tabligh Edisi No. 6/XXII - Dzulhijah 1446 H / Muharram 1447 H

Akhirussanah SMP Imam Syuhodo Angkatan ke-5: Hafalan Tertinggi 10 Juz


Sukoharjo - SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo menyelenggarakan acara Akhirussanah bagi siswa-siswi kelas IX angkatan ke-5 pada Kamis, 19 Juni 2025, bertempat di Gedung Sri Rahayu, Bekonang. Acara berlangsung dari pukul 08.00 hingga 11.00 dan dihadiri oleh seluruh siswa kelas VII, VIII, dan IX beserta orang tua mereka.

Dalam laporan pendidikannya, Kepala SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo, Muhammad Nasri Dini, menyampaikan bahwa tahun ini sebanyak 39 siswa dinyatakan lulus dengan capaian yang membanggakan. Hafalan Al-Qur’an siswa program boarding mencapai 10 juz, sementara siswa program fullday mencapai 5 juz. Nasri menekankan keberhasilan para siswa tidak hanya dalam aspek akademik dan tahfizh, tetapi juga dalam karakter.

"Anak-anakku, bertakwalah di manapun kalian berada, jaga shalat dan tilawah kalian, berbaktilah kepada orang tua, dan gapailah cita-cita kalian setinggi mungkin," pesan Nasri.

Dalam suasana suka bercampur haru, Nasri juga memohon maaf dan mengucapkan terima kasih atas kepercayaan orang tua. Secara resmi, para siswa dikembalikan kepada orang tua masing-masing, dengan harapan agar orang tua terus mendampingi dan mendoakan anak-anak dalam meraih cita-cita mereka.

Acara ini turut dihadiri tamu undangan dari berbagai pihak, di antaranya Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Blimbing, H. Andi Asadudin, S.Psi.; anggota Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal (Dikdasmen-PNF) PCM Blimbing, Besar Aribowo, S.Pd.; Wakil Direktur Pondok Pesantren Modern Imam Syuhodo, KH. Haidar Mubarak, Lc., M.H.; Kepala SMA Muhammadiyah Pontren Imam Syuhodo, Nur Indah Istiqomah, M.Pd.; Kepala SMK Muhammadiyah Pontren Imam Syuhodo, Subur Aribowo, S.T.; Pimpinan PPTQ Shiratun Najah, H. Parmin, M.Pd.I.; serta perwakilan dari SD Muhammadiyah Imam Syuhodo dan SD Muhammadiyah Wonorejo.

Selain prosesi wisuda, acara juga diisi dengan penyampaian pesan dan kesan dari perwakilan orang tua siswa kelas IX, penampilan hiburan dari para siswa, pemberian penghargaan bagi siswa berprestasi, dan ditutup dengan ramah tamah serta sesi foto bersama.

Wisuda Tahfizh SMP Imam Syuhodo: 7 Santriwati Diwisuda dengan Hafalan Hingga 10 Juz


Sukoharjo - SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo Program Boarding Tahfizhul Qur’an menggelar Wisuda Tahfizh di Balai Desa Kenokorejo pada Selasa malam, 17 Juni 2025. Acara berlangsung dari pukul 20.00 hingga 21.30 WIB dan menjadi momentum haru sekaligus kebanggaan atas capaian para santriwati yang telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an sesuai pencapaian masing-masing.

Sebanyak tujuh santriwati diwisuda pada malam tersebut. Mereka telah menyelesaikan hafalan antara 5 juz hingga mencapai 10 juz selama tiga tahun masa belajar di SMP Imam Syuhodo. Keberhasilan ini menjadi buah dari kesungguhan, kedisiplinan, serta bimbingan intensif dari para asatidzah.

Hadir dalam acara ini Kepala SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo, Muhammad Nasri Dini, penanggung jawab program tahfizh Muhammad Fikri Aththoriq, S.Pd., serta segenap guru dan karyawan. Tamu undangan yang turut hadir antara lain Sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Blimbing, Andika Rahmawan; Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Kenokorejo, Joko Sutrisno, S.Kom., beserta jajaran; Pimpinan Ranting 'Aisyiyah (PRA) Kenokorejo; Kepala Desa Kenokorejo, Hendri Purnomo; para ketua RT dan RW se-Desa Kenokorejo; serta perwakilan pondok tahfizh di sekitar Polokarto, yaitu Ustadz Abu Yahya dari Pondok Pesantren Tahfizh Dhiyaul Qur’an Tepisari, Ustadz Soimin dari PPTQ Darul Arqom Kemasan, dan Ustadz Abdurrahman dari PPTQ Ulul Albab Tulakan. Hadir pula tokoh sesepuh Muhammadiyah KH. Yunus Muhammadi dari PPM Imam Syuhodo.

Dalam sambutannya, Ustadz Muh. Fikri Aththoriq menyampaikan pesan penting kepada para wisudawati agar terus menjaga dan mengamalkan hafalan Al-Qur’an.

“Wisuda ini bukan akhir, tapi awal dari perjalanan bersama Al-Qur’an. Hafalan yang sudah diperjuangkan harus terus dijaga, bukan hanya di lidah, tapi diamalkan dalam sikap dan perbuatan sehari-hari,” pesannya.

Sementara itu, dalam khutbah wada’, KH. Yunus Muhammadi menegaskan pentingnya lembaga pendidikan Islam untuk terus menyuarakan dan menyebarkan kebaikan, khususnya dalam bidang tahfizh.

“Pondok-pondok pesantren Muhammadiyah perlu terus mempublikasikan keberhasilan santri sebagai bentuk syiar. Untuk para santri, lanjutkan pendidikan di tempat yang mendukung hafalan agar cahaya Al-Qur’an dalam diri kalian tidak padam,” tuturnya.

SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo menyelenggarakan program tahfizhul Qur'an dengan sistem asrama atau boarding. Asrama 1 terletak di PPTQ Shiratun Najah Muhammadiyah Ranting Miri, sedangkan Asrama 2 terletak di PPTQ Qolbun Saliim Muhammadiyah Ranting Kenokorejo.

Dalam wisuda tersebut juga dilaksanakan pemberian sertifikat tahfizh. Wajah haru dan bangga terlihat dari para hadirin yang menyaksikan momen ini. Wisuda ini bukan hanya menjadi simbol keberhasilan akademik, tetapi juga penanda lahirnya generasi muda penghafal Al-Qur’an yang siap membawa cahaya Al-Qur’an di tengah masyarakat.