Diberdayakan oleh Blogger.

New

Artikel

Berita

Pendidikan

Agenda Sekolah

Info Pendaftaran

Khutbah Jumat: Al-Fatih dan Semangat Pembebasan

 

Muhammad Nasri Dini

Kepala SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo

 

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ

 

Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia...

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Tidak ada nikmat yang lebih besar selain nikmat iman, Islam, dan kesehatan yang masih kita rasakan hingga saat ini. Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing kita menuju jalan Islam yang terang benderang.

 

Selanjutnya, marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT. Takwa dalam maknanya yang hakiki adalah menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga kita termasuk hamba-hamba yang selalu mendekatkan diri kepada-Nya dan senantiasa berada di jalan-Nya hingga akhir hayat nanti.


Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia...

Dalam setiap peradaban besar, pemuda selalu menjadi ujung tombak perubahan. Sejarah mencatat bagaimana kaum muda memainkan peran penting dalam menentukan arah bangsa dan agama. Salah satu contoh yang paling inspiratif adalah Sultan Muhammad Al-Fatih, sang penakluk Konstantinopel pada tahun 1453. Di usianya yang masih muda, Al-Fatih menunjukkan kebijaksanaan, keberanian, dan kecerdasan yang luar biasa, yang seharusnya menjadi inspirasi bagi setiap pemuda.

 

Keberanian Al-Fatih tidak terbentuk hanya karena ambisi, melainkan karena keyakinannya pada janji Rasulullah SAW bahwa Konstantinopel akan ditaklukkan oleh seorang pemimpin yang baik, pasukan yang baik, dan rakyat yang baik. Keberanian yang ia tunjukkan dilandasi oleh iman yang kuat, serta pengabdian untuk mencapai tujuan mulia. Rasulullah SAW yang bersabda,

 

لَتُفْتَحَنَّ القُسْطَنْطِينِيَّةُ وَلَنِعْمَ الأَمِيرُ أَمِيرُهَا وَلَنِعْمَ الجَيْشُ ذَلِكَ الجَيْشُ

“Sesungguhnya akan dibuka kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu.” (HR. Ahmad)

 

Hadits ini adalah pembakar semangat bagi kaum muslimin dari masa ke masa sejak zaman sahabat untuk membebaskan Konstantinopel, mereka berlomba-lomba untuk menjadi sebaik-baik pasukan yang dinubuwahkan Rasulullah SAW. Meskipun ternyata tidak mudah upaya tersebut, namun mereka meyakini bahwa janji Rasulullah SAW itu pasti akan terjadi. Dan kenyataannya, hadits tersebut menjadi terwujud bersama pasukan Muhammad Al-Fatih.

 

Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia...

Di antara pelajaran yang bisa kita ambil dari penakhlukan Konstantinopel ini adalah bahwa salah satu kemuliaan dan kesuksesan perjuangan umat Islam adalah dengan adanya keimanan yang kuat kepada Allah SWT dan ghirah juga keyakinan yang tinggi terhadap janji Rasulullah SAW. Dan semuanya itu tidak akan terwujud jika tidak diperjuangkan dengan langkah-langkah nyata dan strategis.

 

Semangat pembebasan ini pula yang dimiliki oleh para pejuang kemerdekaan negeri ini. Meskipun dengan bekal senjata yang seadanya, bisa mengalahkan pasukan penjajah kafir Belanda yang melengkapi dirinya dengan persenjataan yang memadai dan jauh lebih modern. Melalui para kiai dan santri, para pembebas Indonesia meyakini firman Allah SWT,

 

قُلْ هَلْ تَرَبَّصُوْنَ بِنَآ اِلَّآ اِحْدَى الْحُسْنَيَيْنِۗ وَنَحْنُ نَتَرَبَّصُ بِكُمْ اَنْ يُّصِيْبَكُمُ اللّٰهُ بِعَذَابٍ مِّنْ عِنْدِهٖٓ اَوْ بِاَيْدِيْنَاۖ فَتَرَبَّصُوْٓا اِنَّا مَعَكُمْ مُّتَرَبِّصُوْنَ

“Katakanlah: tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan (yaitu mendapat kemenangan atau mati syahid). Dan Kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab (yang besar) dari sisi-Nya. Sebab itu tunggulah, sesungguhnya kami menunggu-nunggu bersamamu.” (QS. At Taubah [9]: 52)

 

Para ulama memaknai ‘salah satu dari dua kebaikan’ tersebut adalah mendapatkan kemenangan atau mati syahid. Mungkin ayat ini yang kemudian menjelma menjadi jargon para mujahidin, “hidup mulia atau mati syahid” (عِشْ كَرِيْماً اَوْ مُتْ شَهِيْدً). Para pejuang kemerdekaan Indonesia menterjemahkannya dengan lebih sederhana, “Merdeka atau Mati!”.

 

Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia...

Alinea Ke-3 Pembukaan UUD 1945 mengatakan, “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”

 

Bebasnya Konstantinopel, merdekanya Indonesia, dan semua keberhasilan perjuangan ini adalah tidak lepas dari rahmat Allah SWT. Maka sudah selayaknya kita lanjutkan perjuangan ini, dengan berbekal ridha Allah SWT. Salah satu yang wajib kita perjuangkan, tentu dengan kemampuan dan kapasitas masing-masing yang kita miliki, di antaranya adalah membebaskan Al Quds dari cengkeraman Zionis Israel Yahudi. Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya bagi para pejuang yang istiqamah, hingga mencapai kemenangan, atau syahid menjemput. Allah SWT berfirman,

 

وَلَا تَقُوْلُوْا لِمَنْ يُّقْتَلُ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتٌۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ وَّلٰكِنْ لَّا تَشْعُرُوْنَ

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (QS. Al Baqarah [2]: 154)

 

Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia...

Demikian khutbah Jum’at kali ini. Semoga kita bisa meneladani Muhammad Al-Fatih, berjuang dengan langkah nyata untuk membuktikan janji Allah SWT, tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk kebaikan ummat, membangun paradaban. Wallahul Musta’an

 

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ،

فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى

اللهمّ أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

اللَّهُمَّ أَعِزَّالْإِسْلَامَا وَ لْمُسلِمِين اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ  المُجَاهِدِينَ فِي فِلَسْطِين

اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ  المُجَاهِدِينَ فِي كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

 

*) Dimuat di Majalah Tabligh No. 10/XXII | Oktober 2024 M/Rabiul Akhir 1446 H

Semangat Juang Shalahuddin di Tengah Gelombang Zaman

 

Andika Rahmawan

Guru SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo,

Sekretaris PC Muhammadiyah Blimbing

 

Semangat juang Shalahuddin Al-Ayyubi adalah salah satu contoh paling cemerlang dari tekad dan dedikasi dalam sejarah Islam. Dilahirkan di Tikrit pada tahun 532 H/1137 M, Shalahuddin menunjukkan keteguhan dan kecemerlangan sejak masa mudanya. Ayahnya, Najmuddin Ayyub, dan pamannya, Asaduddin Syirkuh, memulai perjalanan panjang yang kemudian membentuk karakter dan keahlian Shalahuddin. Dari masa pendidikannya di Damaskus, di mana ia mempelajari aqidah Sunni, hingga penugasannya sebagai wazir dan puncaknya menjadi perdana menteri di Mesir, Shalahuddin memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengasah kemampuannya dalam strategi, politik, dan kepemimpinan. Semangat juangnya tidak hanya membebaskan Mesir dari cengkeraman Syiah dan Yerusalem dari kekuasaan Salib, tetapi juga membangun fondasi kekuatan yang mengantarkannya ke puncak kejayaan.

 

Di tengah gelombang globalisasi dan tantangan modern, semangat juang Shalahuddin dapat menjadi pelajaran berharga bagi gerakan pemuda Islam. Globalisasi sering kali membawa berbagai godaan yang dapat melemahkan semangat generasi muda. Masalah futur, yaitu penurunan semangat dan kualitas ibadah, merupakan tantangan yang harus dihadapi. Sebagaimana diungkapkan dalam hadits, kekayaan dan kemewahan dunia dapat menghancurkan jika tidak diimbangi dengan keteguhan iman. Pemuda Islam harus belajar dari keteguhan Shalahuddin untuk tetap fokus dan berkomitmen pada nilai-nilai Islam di tengah perubahan zaman yang cepat. Di samping itu, pemuda Islam harus mampu memfilter pengaruh negatif dari globalisasi agar tidak terjerumus dalam arus materialisme yang dapat mengikis nilai-nilai spiritual dan moral.

 

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW pernah mengingatkan kepada kaum Muslimin di Madinah yang berlomba-lomba mendapatkan pembagian harta hasil jizyah, beliau SAW bersabda, “Demi Allah, bukan kefakiran yang aku khawatirkan terhadap kalian, tetapi yang aku khawatirkan adalah kekayaan dunia dilimpahkan kepada kalian sebagaimana telah dilimpahkan kepada orang-orang sebelum kalian, kemudian kalian akan berlomba-lomba mendapatkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba dan akhirnya dunia itu membinasakan kalian sebagaimana ia telah membinasakan mereka.” (HR. Muslim). Hadits ini mengingatkan kita bahwa keutamaan bukan terletak pada kekayaan materi, melainkan pada bagaimana kita menjaga hati dari kecintaan yang berlebihan terhadap dunia.

 

Futur, yang berarti penurunan semangat dalam dakwah dan ibadah, adalah fenomena yang sering melanda aktivis. Shalahuddin Al-Ayyubi menunjukkan bahwa dengan terus meningkatkan diri dan tetap berpegang pada prinsip, seseorang bisa menghadapi berbagai rintangan dengan kekuatan dan keteguhan. Aktivis dakwah yang mengalami futur sering kali disebabkan oleh ketidakmampuan mereka untuk beradaptasi dengan perubahan dan meningkatkan kualitas diri mereka. Maka pemuda Islam perlu menjadikan Shalahuddin sebagai inspirasi untuk terus memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas amal, terlepas dari tantangan yang dihadapi. Meneladani Shalahuddin, pemuda Islam diharapkan mampu mempertahankan semangat juang dan tidak goyah oleh godaan duniawi yang dapat melemahkan komitmen terhadap dakwah.

 

Selain itu, ada jenis kefuturan lain yang juga perlu diwaspadai, yaitu kefuturan yang disebabkan oleh kesalahan fatal dalam akidah atau akhlak. Aktivis dakwah yang membuat kesalahan besar sering kali kehilangan kepercayaan dan ditinggalkan oleh masyarakat. Shalahuddin menunjukkan pentingnya menjaga integritas dan konsistensi dalam prinsip-prinsip Islam selalu berhati-hati dalam menjaga akidah dan akhlaknya sehingga dipercaya untuk mengalahkan pasukan Salib. Pemuda Islam harus menghindari kesalahan fatal dan selalu menjaga akhlak serta akidah mereka agar tetap menjadi teladan yang baik bagi masyarakat. Pemuda Islam harus memahami bahwa menjaga integritas bukan hanya soal diri sendiri, tetapi juga soal bagaimana mereka bisa terus menjadi panutan dan penggerak perubahan positif di tengah masyarakat.

 

Kefuturan terakhir adalah meninggalkan perjuangan karena tidak sabar atau tidak kuat menghadapi cobaan di jalan dakwah. Shalahuddin Al-Ayyubi menunjukkan bahwa kesabaran adalah kunci untuk bertahan dalam perjuangan panjang dan berat dalam pembebasan Baitul Maqdis. Hingga dapat menyatukan Mesir dan Syam di bawah pemerintahan Islam. Pemuda Islam perlu memiliki keteguhan hati dan kesabaran untuk terus berjuang meskipun menghadapi berbagai rintangan. Kesabaran dan ketahanan adalah kualitas penting yang harus dimiliki untuk menghadapi tantangan zaman dan tetap istiqamah dalam perjuangan. Dengan keteguhan hati dan kesabaran, pemuda Islam akan mampu mengatasi segala bentuk ujian, sebagaimana Shalahuddin yang berhasil mempertahankan semangat juangnya hingga meraih kemenangan besar.

 

Untuk mengatasi tantangan dan kefuturan, ada dua kunci utama yang harus dimiliki oleh pemuda Islam. Pertama, adalah keikhlasan. Keikhlasan bukan hanya tentang niat baik tetapi juga tentang konsistensi dalam amal dan niat. Seperti yang diajarkan dalam hadits, keikhlasan adalah kunci diterimanya amal di sisi Allah. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, tidak juga harta kalian. Akan tetapi yang dipandang adalah hati dan amal kalian.” (HR. Muslim). Shalahuddin Al-Ayyubi menunjukkan bahwa dengan keikhlasan, seseorang dapat menghadapi berbagai tantangan dan terus berjuang dengan penuh semangat tanpa mengharapkan pujian atau imbalan duniawi. Perjuangan yang murni meraih ridha Allah SWT tanpa merasa terbebani oleh pandangan atau penilaian manusia.

 

Kunci kedua adalah ittiba’, mengikuti jejak Rasulullah SAW. Shalahuddin Al-Ayyubi mempraktikkan nilai-nilai Islam dalam setiap langkahnya. Meskipun dia pernah menjadi perdana menteri di Daulah Fatimiyah yang beraqidah Syiah, dia tetap berpegang teguh kepada aqidah ahlus sunnah wal jamaah. Dalam dunia modern dengan berbagai aliran dan pemikiran, pemuda Islam harus tetap berpegang pada prinsip-prinsip Al-Qur’an dan Sunnah untuk menjaga arah dan tujuan perjuangan. Seperti dinyatakan Al-Qur’an, “Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus. Dan sesungguhnya Al-Quran itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab.” (QS. Az Zukhruf [43]: 43-44)

 

Semangat juang Shalahuddin Al-Ayyubi dalam menghadapi gelombang globalisasi mengajarkan kita bahwa keteguhan iman dan prinsip Islam adalah kunci untuk mengatasi segala bentuk futur dan tantangan. Dengan keikhlasan dan berpegang pada tuntunan Al-Qur’an serta Sunnah, pemuda Islam dapat menghadapi berbagai rintangan dan tetap berjuang di jalan Allah SWT. Dalam menghadapi godaan dunia modern, pemuda Islam harus belajar dari sejarah dan mengambil inspirasi dari tokoh-tokoh seperti Shalahuddin. Dengan demikian, mereka dapat memperkuat iman, meningkatkan kualitas amal, dan tetap istiqamah dalam perjuangan dakwah. Semangat Shalahuddin harus menjadi panutan bagi setiap generasi untuk terus berjuang dengan penuh semangat dan dedikasi, tidak peduli seberapa besar tantangan yang dihadapi.

 

Shalahuddin Al-Ayyubi menjadi contoh nyata bahwa dengan keikhlasan dan keteguhan, segala bentuk tantangan, baik dari dalam maupun luar, dapat diatasi dengan gemilang. Pemuda Islam harus mengambil pelajaran dari perjuangan beliau untuk tidak mudah menyerah dan terus bergerak maju menghadapi perubahan zaman dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Islam. Akhirnya, mari kita berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kekuatan dan keteguhan dalam berjuang di jalan-Nya. Semoga semangat juang Shalahuddin Al-Ayyubi menginspirasi kita semua untuk terus berdakwah, memperbaiki diri, dan menghadapi gelombang zaman bernama globalisasi dengan iman dan keikhlasan. Wallahu A’lam.

 

*) Tulisan ini sebelumnya dimuat di Majalah Tabligh edisi No.10/XXII | Oktober 2024 M/Rabiul Akhir 1446 H

Generasi Al-Fatih Dalam Pusaran Globalisasi

 


Muhammad Nasri Dini

Kepala SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo

 

Di era globalisasi ini, generasi muda dihadapkan pada berbagai tantangan yang menuntut mereka untuk menjadi pemimpin yang bijak, cerdas, dan pemberani. Tidak seperti pemuda instan atau generasi stroberi yang seringkali hanya tampak cerah di permukaan tapi lemah di dalamnya. Generasi muda yang benar-benar unggul adalah mereka yang memancarkan karakter dan kualitas yang mendalam. Dalam konteks ini, kita dapat meneladani sifat-sifat Muhammad Al-Fatih, seorang pemimpin muda yang menginspirasi.

Muhammad Al-Fatih, atau juga dikenal dengan Sultan Mehmed II, adalah penakluk Konstantinopel pada tahun 1453. Di usia yang masih sangat muda, Al-Fatih menunjukkan kebijaksanaan dan keberanian yang luar biasa. Keberaniannya bukanlah hasil dari ambisi semata, melainkan berdasarkan keyakinan yang kuat pada janji Rasulullah SAW bahwa Konstantinopel akan dibuka oleh pemimpin yang baik yang didukung oleh pasukan yang baik pula. Keberanian ini didorong oleh iman dan pengabdian untuk mencapai tujuan mulia, mencerminkan karakter pemuda yang ideal.

 

Pemuda Sebagai Agen Perubahan

Pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan karakter bangsa. Mereka adalah penerus dan pewaris bangsa, negara, serta agama. Kualitas generasi muda mencerminkan baik buruknya masyarakat. Pemuda harus menyadari bahwa mereka memiliki fungsi sebagai agen perubahan, kekuatan moral, dan kontrol sosial. Mereka diharapkan dapat menghasilkan karya-karya positif, baik di bidang duniawi, apalagi ukhrawi.

Namun, saat ini banyak pemuda yang terjebak dalam dekadensi moral. Banyak di antara mereka yang terlibat dalam pelanggaran norma sosial seperti tawuran, penggunaan miras, narkoba, dan pergaulan bebas. Ini adalah tantangan besar yang harus dihadapi. Maka Rasulullah SAW memberikan motivasi bahwa pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah SWT adalah salah satu dari tujuh golongan yang akan dinaungi Allah SWT pada hari kiamat. Oleh karena itu, pemuda harus menjauhi kemaksiatan dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip etika dan moral dalam Islam.

Untuk menjadi pemuda yang bijak dan cerdas seperti Muhammad Al-Fatih, ada beberapa persiapan yang harus dilakukan. Pertama, persiapan ilmiyah. Ilmu adalah peta yang membimbing arah kehidupan. Allah SWT pernah mengatakan bahwa orang-orang yang beriman dan berilmu akan mendapatkan derajat yang lebih tinggi. Rasulullah SAW juga memberikan petunjuk bahwa kebahagiaan di dunia dan akhirat hanya dapat diraih dengan ilmu. Karenanya ilmu akan memandu pemuda untuk mengambil keputusan yang bijak dan tepat.

Kedua, persiapan ruhiyah. Keimanan yang kuat adalah fondasi untuk menghadapi berbagai tantangan. Jika seorang pemuda memiliki keimanan yang kokoh, dia tidak akan mudah terombang-ambing dalam pusaran arus kehidupan yang seringkali menenggelamkan. Tauhid kepada Allah SWT harus tertanam kuat dalam hati, sehingga pemuda tetap pada jalan yang benar meski menghadapi berbagai cobaan.

Ketiga, persiapan jasadiyah atau fisik. Seorang pemuda harus memiliki tubuh yang sehat dan kuat untuk menjalankan berbagai tugas dan tanggung jawab. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah SWT daripada mukmin yang lemah. Fisik yang kuat mendukung pemuda dalam beramar makruf nahi munkar, melakukan kerja sosial, dan berjihad di jalan Allah SWT.

Keempat, persiapan maliyah atau harta. Harta diperlukan untuk berinfak, berzakat, dan berjuang di jalan Allah SWT. Sejarah mencatat bahwa banyak sahabat Rasulullah SAW yang kaya dan berjihad dengan harta mereka untuk memajukan Islam. Pemuda harus siap menggunakan harta mereka untuk kepentingan umat dan perjuangan yang mulia.

Di tengah arus globalisasi, tantangan yang dihadapi generasi muda semakin kompleks. Pemuda harus mampu menyaring informasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tanpa kehilangan identitas dan prinsip moral mereka. Dalam menghadapi perubahan global, generasi muda harus tetap berpegang pada nilai-nilai Islam dan memanfaatkan ilmu serta keimanan untuk menyikapi setiap situasi.

 

Semangat Pembebasan dan Perjuangan

Semangat pembebasan yang dimiliki oleh Muhammad Al-Fatih juga tercermin dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Meskipun dengan bekal yang seadanya, para pejuang kemerdekaan berhasil mengalahkan penjajah yang lebih kuat. Semangat yang sama harus dimiliki oleh generasi muda untuk melawan ketidakadilan dan ketimpangan di masyarakat. Seperti dalam perjuangan para pejuang kemerdekaan, generasi muda harus memiliki keyakinan dan keberanian untuk bertindak demi kebaikan bersama.

Rasulullah SAW dan para sahabatnya adalah teladan utama dalam menjalani kehidupan dengan iman dan keberanian. Pemuda harus mempelajari dan mencontoh sikap serta tindakan mereka. Salah satu teladan yang patut dicontoh adalah keberanian Muhammad Al-Fatih yang dipenuhi dengan kecerdasan dan kebijaksanaan. Melalui teladan ini, pemuda dapat belajar bagaimana menjalankan peran mereka sebagai pemimpin dan pembawa perubahan di era modern.

Untuk mewujudkan generasi yang bijak, cerdas, dan pemberani, pemuda harus berkomitmen untuk terus mengembangkan diri. Ini meliputi penguatan ilmu pengetahuan, pembentukan karakter yang kuat, dan kesiapan untuk berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan. Pemuda yang memiliki keempat persiapan ini akan mampu menghadapi tantangan dan menciptakan perubahan positif di masyarakat.

 

Peran Generasi Muda Muhammadiyah

Dalam konteks ini, Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) berperan sebagai wadah yang menawarkan alternatif bagi pemuda untuk berkontribusi di masyarakat. AMM yang mencakup berbagai organisasi muda di bawah Persyarikatan Muhammadiyah harus berupaya untuk mengarahkan para generasi muda menuju nilai-nilai Islam yang luhur, meninggalkan budaya hedonis untuk mengadopsi budaya kreatif yang dijiwai nilai-nilai Islam.

AMM memiliki beberapa fungsi penting, di antaranya sebagai agen perubahan sosial yang tidak hanya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, tetapi juga menjadi wadah bagi aspirasi dan pengembangan karakter yang berlandaskan nilai-nilai Islam sesuai pemahaman Muhammadiyah. Melalui gerakan ini, pemuda didorong untuk aktif dalam advokasi sosial dan politik, memperjuangkan hak-hak masyarakat, serta menjadi contoh teladan dalam menjaga moral dan etika islami. Sebagai gerakan pemuda Islam, AMM juga berfungsi untuk menyemai nilai-nilai persatuan, kebangsaan, dan persaudaraan dalam keragaman umat, sekaligus menghapuskan budaya destruktif dengan menggantinya dengan budaya kreatif, kritis, dan produktif yang membebaskan, sesuai dengan ajaran Islam yang rahmatan lil 'alamin.

Dengan memperhatikan keteladanan dari para pejuang Islam terdahulu, AMM diharapkan dapat menghadapi tantangan zaman dengan cara yang relevan dan efektif. Generasi AMM harus mempersiapkan diri dalam empat aspek utama: keilmuan, keimanan, jasmani, dan finansial. Persiapan ilmiyah membantu dalam menentukan arah hidup, keimanan yang kuat penting untuk menghadapi godaan, fisik yang sehat diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawab, dan harta untuk mendukung perjuangan di jalan Allah SWT.

AMM harus mencerminkan nilai-nilai yang diajarkan oleh para pendahulu, seperti yang ditunjukkan dalam ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW. Gerakan ini harus menggabungkan prinsip-prinsip Islam dengan pendekatan yang adaptif terhadap perubahan zaman, memastikan bahwa nilai-nilai Islam dibumikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai gerakan sosial, AMM harus kritis terhadap ketidakadilan sosial dan memperjuangkan hak-hak masyarakat yang terabaikan. Dalam ranah politik, AMM harus berperan strategis tanpa terjebak dalam politik kekuasaan yang bersifat pragmatis. Peran politik AMM penting untuk mempengaruhi kebijakan yang berpihak pada rakyat, terutama generasi muda. Di sisi kebudayaan, AMM diharapkan mampu membangun dan mengembangkan seni dan budaya yang membebaskan dan penuh semangat perjuangan. Gerakan ini perlu menghapus budaya konsumtif dan hedonis, menggantinya dengan budaya amar makruf nahi munkar.

 

Harapan

Mengambil pelajaran dari sejarah dan teladan yang ada, generasi muda saat ini diharapkan dapat mengatasi tantangan yang ada dengan penuh keberanian dan kebijaksanaan. Seperti Muhammad Al-Fatih yang menginspirasi dengan kepemimpinan dan keberaniannya, pemuda saat ini juga diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang efektif. Dengan persiapan ilmiyah, ruhiyah, jasadiyah, dan maliyah, serta semangat pembebasan dan perjuangan, generasi muda dapat mencapai prestasi yang gemilang dan membawa kebaikan bagi umat dan bangsa. Sebagai gerakan muda, AMM harus dapat berperan sebagai pelopor perubahan positif dalam masyarakat, mengarahkan generasi muda untuk menjadi pemimpin yang bijaksana, cerdas, dan berani menghadapi tantangan zaman. Wallahu a’lam.


*) Tulisan ini sebelumnya dimuat di Majalah Tabligh edisi No. 10/XXII | Rabiul Akhir 1446 H / Oktober 2024 M

Kepala SMP Imam Syuhodo Mengikuti Diklat Khusus yang Digelar oleh Majelis Pendidikan PP Muhammadiyah



Karangayar – Kepala SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo, Muhammad Nasri Dini, turut serta dalam Diklat Khusus Kepala Sekolah dan Madrasah Muhammadiyah (Diksuspala) Region Jawa Tengah I, yang diselenggarakan pada tanggal 3 hingga 6 Oktober 2024. Kegiatan ini berlangsung di Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah dan diikuti oleh 202 peserta yang terdiri dari kepala sekolah dan madrasah Muhammadiyah dari berbagai daerah, termasuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK, dan MA di Kabupaten Sukoharjo, Wonogiri, dan Karanganyar.

Diksuspala ini merupakan upaya peningkatan kompetensi kepala sekolah dalam memimpin lembaga pendidikan di lingkungan Muhammadiyah. Pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas kepemimpinan, manajerial, serta pemahaman terhadap nilai-nilai Muhammadiyah dalam mengelola lembaga pendidikan.

Muhammad Nasri Dini menyatakan bahwa kegiatan ini sangat penting dalam meningkatkan kualitas kepemimpinan kepala sekolah. “Diksuspala memberikan wawasan baru bagi para kepala sekolah untuk terus berinovasi dan memperbaiki manajemen sekolah agar semakin maju, terutama dalam menghadapi tantangan zaman,” ujarnya.

Selain itu, melalui kegiatan ini, kepala sekolah dapat membangun jaringan dan berbagi pengalaman dengan sesama kepala sekolah Muhammadiyah di wilayah Jawa Tengah. Hal ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antar sekolah Muhammadiyah dalam mengembangkan kualitas pendidikan.

Diksuspala merupakan bagian dari program strategis Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal (Dikdasmen-PNF) PP Muhammadiyah dalam mempersiapkan pemimpin sekolah yang transformatif, mencerahkan dan mencerdaskan. Dengan pelatihan ini, diharapkan para peserta mampu mengimplementasikan hasil diklat dalam pengelolaan sekolah masing-masing secara efektif dan profesional.

Mengusung tema “Transformasi Pendidikan Muhammadiyah: Mencerdaskan dan Mencerahkan,” Diksuspala diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam dunia pendidikan di lingkungan Muhammadiyah.

SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo Meriahkan Hari Batik Nasional dengan Kebersamaan


Sukoharjo – Rabu (02/10/2024), SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo merayakan Hari Batik Nasional dengan penuh semangat. Seluruh warga sekolah, mulai dari guru, staf, hingga siswa, kompak mengenakan pakaian batik sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan budaya Indonesia. Hari Batik Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Oktober ini menjadi momentum penting untuk mengenang penetapan batik sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO pada tahun 2009. Peringatan ini menjadi momentum bagi sekolah untuk menanamkan kebanggaan terhadap batik sebagai simbol identitas bangsa.

Kegiatan peringatan ini berlangsung sederhana namun penuh makna. Tidak hanya mengenakan batik, para siswa juga diberikan penjelasan mengenai sejarah batik dan beragam motifnya dari berbagai daerah di Indonesia. Edukasi ini bertujuan agar siswa lebih memahami arti penting batik, bukan hanya sebagai pakaian, tetapi juga sebagai warisan budaya yang kaya akan nilai dan filosofi. "Di dalam batik, kita menemukan kekuatan kreativitas dan warisan budaya yang tak ternilai harganya," menjadi pesan utama dalam peringatan ini.

Para guru dan tenaga kependidikan turut berperan aktif dalam memberikan wawasan tentang pentingnya melestarikan batik di tengah perkembangan zaman. Batik tidak hanya digunakan dalam acara formal, tetapi juga semakin populer dalam kehidupan sehari-hari sebagai simbol kebersamaan dan persatuan dalam keragaman.

Sepanjang hari, suasana sekolah dipenuhi dengan semangat kebanggaan akan budaya bangsa. Dengan kompaknya seluruh warga sekolah mengenakan batik, suasana menjadi meriah dan penuh warna, mencerminkan keragaman motif batik yang melambangkan keanekaragaman budaya Indonesia.

Melalui perayaan ini, SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo berharap dapat menanamkan rasa cinta dan tanggung jawab untuk melestarikan warisan budaya kepada generasi muda. Hari Batik Nasional menjadi momen penting untuk terus mengingatkan bahwa batik bukan hanya sekadar kain, melainkan identitas bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan. Selamat Hari Batik Nasional!

Kepala SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo Presentasikan Hasil Disertasi di UIN Raden Mas Said Surakarta



Surakarta – Kepala SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo, Muhammad Nasri Dini, mempresentasikan hasil penelitiannya dalam Seminar Hasil Penelitian Disertasi Program Doktor di Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta, Kamis (26/9/2024). Disertasinya yang berjudul "Manajemen Filantropi Islam dalam Pengembangan Pendidikan Islam di Lembaga Amil Zakat (LAZ) Solo Peduli Ummat" menjadi pusat perhatian beberapa profesor dalam seminar tersebut.

Penelitian Nasri bertujuan untuk menganalisis manajemen filantropi Islam di LAZ Solo Peduli Ummat dalam pengembangan pendidikan Islam. Fokus penelitian ini mencakup manajemen filantropi yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan, serta strategi fundraising yang diterapkan. Selain itu, penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat pengelolaan filantropi Islam.

"Hasil penelitian menunjukkan bahwa LAZ Solo Peduli Ummat memiliki manajemen yang terorganisir dengan baik, di mana perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan telah dilakukan secara sistematis," ungkap Nasri dalam presentasinya.

Ia juga menambahkan bahwa strategi fundraising yang digunakan lembaga tersebut melibatkan pendekatan personal untuk donatur individu, serta proposal khusus untuk donatur perusahaan dan komunitas. “Penggunaan teknologi digital menjadi bagian penting dari strategi fundraising lembaga,” tambahnya.

Penelitian ini juga mengungkap faktor-faktor pendukung, seperti kompetensi sumber daya manusia, inovasi dalam program, dan pemanfaatan teknologi. Namun, beberapa hambatan seperti lemahnya koordinasi sumber daya manusia, meningkatnya kompetisi antar lembaga amil zakat, serta perlunya peningkatan digitalisasi fundraising juga teridentifikasi.

Nasri menyimpulkan, "Meskipun LAZ Solo Peduli Ummat telah menunjukkan manajemen yang baik dan strategi fundraising yang efektif, masih diperlukan peningkatan dalam beberapa aspek untuk menghadapi tantangan yang ada dan mengoptimalkan peran filantropi dalam pengembangan pendidikan Islam."

Seminar yang digelar di Kampus Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta tersebut berlangsung dari pukul 08.00 hingga 10.00 WIB. Dipimpin oleh Prof. Dr. Islah, M.Ag sebagai Ketua Sidang, dengan dukungan Prof. Dr. H. Sujito, M.Pd sebagai Sekretaris Sidang. Para penguji terdiri dari Prof. Dr. H. Purwanto, M.Pd (Penguji I), Prof. Dr. Imam Makruf, S.Ag, M.Pd (Penguji II), dan Dr. Fitri Wulandari, S.E., M.Si (Penguji III).

Seminar ini merupakan salah satu rangkaian dari proses akademik dalam memperoleh gelar doktoral di UIN Raden Mas Said Surakarta. Disertasi Nasri diharapkan memberikan sumbangsih besar bagi pengembangan lembaga pendidikan Islam melalui pengelolaan filantropi Islam yang lebih baik.

Ketua Majelis Pendidikan PCM Blimbing Dilantik Sebagai Pejabat Kampus UNS


 

Surakarta - Kabar membanggakan datang dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Blimbing Daerah Sukoharjo, di mana salah satu anggota pimpinan resmi dilantik menjadi pejabat penting di kampus milik negara, yakni Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

 

Dr. H. Mohtar Yunianto, S.Si., M.Si., Ketua Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal (Dikdasmen-PNF) dilantik sebagai Kepala Program Studi S1 Fisika UNS periode 2024-2029. Keberhasilannya ini menjadi bukti dedikasi dan komitmen beliau dalam memajukan pendidikan tinggi di bidang fisika, sekaligus memberikan kontribusi positif di Muhammadiyah.

 

Selepas dilantik, Mohtar dengan penuh harap melalui akun media sosialnya memohon doa agar tetap teguh dan istiqamah dalam mengemban tugas barunya, seraya mengandalkan pertolongan Allah dalam setiap langkah.

“Bismillah. Allah mudahkan, Allah lancarkan. Mohon do’anya senantiasa istiqamah menjalankan amanah, Aamiin Ya Rabb…” tulis Mohtar.


Semoga amanah baru yang diembannya dapat membawa keberkahan dan kemajuan, tidak hanya khusus bagi UNS dan Muhammadiyah, tapi juga membawa mashlahat untuk umat dan semesta pada umumnya. Barakallah!