Diberdayakan oleh Blogger.

New

Artikel

Kolom Guru

Prestasi

Agenda Sekolah

Info Pendaftaran

» » » » Muhammadiyah dan Pemberdayaan Kemasjidan


Andika Rahmawan

Sekretaris Bidang Pemberdayaan Korps Mubaligh dan Kemasjidan MT PDM Sukoharjo,

Imam Masjid Islamic Center Muhammadiyah (ICMA) Cabang Blimbing

 

Masjid merupakan pusat ibadah dan aktivitas umat Islam yang memiliki peran strategis dalam kehidupan bermasyarakat. Jika menengok kembali ke masa lalu, dapat dengan mudah ditemukan bahwa masjid merupakan salah satu tonggak utama kokohnya peradaban Islam. Masjid tidak hanya semata berperan sebagai tempat penyebaran Islam, tetapi juga sebagai pusat aktivitas pendidikan. Dengan demikian, masjid dan pendidikan berjalan beriringan dalam proses penyebaran Islam. Hal ini menegaskan bahwa masjid bukan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Dari masjid diharapkan lahir para ulama, ilmuwan, mujtahid, dan mujaddid yang berkontribusi besar bagi kemajuan Islam.

Dalam konteks Persyarikatan Muhammadiyah, masjid tidak hanya menjadi tempat untuk melaksanakan shalat berjamaah dan kajian keagamaan semata, tetapi juga berfungsi sebagai pusat pemberdayaan umat, pendidikan, dan penyelesaian masalah sosial. Mengacu pada perjalanan awal dakwah Almarhum KH. Ahmad Dahlan, hal pertama yang beliau bangun di Kauman Yogyakarta sebelum resmi mendirikan Muhammadiyah adalah sebuah masjid, yang pada masa itu diberi nama dengan “Langgar Kidoel”. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya masjid sebagai pondasi dalam membangun peradaban Islam sekaligus menjadi pusat kaderisasi dakwah.

Pada periode ini Muhammadiyah tampaknya kembali konsen untuk memvitalkan kembali peran masjid sebagaimana telah dicontohkan Almarhum KH. Ahmad Dahlan dahulu. Sudah beberapa angkatan Persyarikatan melalui Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCRPM) PP Muhammadiyah yang dikomandoi Ustadz Kombes (Purn) HM. Jamaluddin Ahmad, S.Psi menyelenggarakan Akademi Marbot Masjid Muhammadiyah (AM3) dengan konsep roadshow keliling Indonesia. Dengan semangat “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua”, masjid Muhammadiyah diharapkan mampu memberikan manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat.

 

Masjid: Makmur dan Memakmurkan

Masjid yang makmur adalah masjid yang aktif dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan ibadah dan sosial, serta memiliki jamaah yang setia. Namun, masjid yang memakmurkan memiliki makna lebih mendalam. Ia tidak hanya menjadi tempat berkumpul, tetapi juga menjadi sumber inspirasi dan solusi bagi masalah-masalah umat. Konsep ini sejalan dengan misi Muhammadiyah dalam menjadikan masjid sebagai tempat yang memberikan manfaat nyata dan memakmurkan bagi masyarakat sekitarnya.

Menurut Ustadz HM. Jamaluddin Ahmad, masjid yang makmur dan memakmurkan setidaknya memiliki empat ciri utama: (1) jamaah yang konsisten dan banyak, seperti Masjid Al-Jihad Muhammadiyah di Banjarmasin yang dipenuhi hingga 1000 jamaah setiap hari; (2) pengajian rutin yang beragam dan kreatif, melibatkan semua kalangan, dari anak-anak hingga orang dewasa; (3) kegiatan pemberdayaan jamaah, seperti bantuan sembako, parenting, hingga program pencarian pasangan untuk membangun keluarga sakinah; serta (4) pengelolaan zakat, infak dan sedekah yang efektif untuk mendukung kesejahteraan jamaah, sekaligus menyediakan ruang bagi anak muda untuk berkreasi dan berkontribusi dalam memajukan masjid.

Untuk mencapai tujuan tersebut, masjid Muhammadiyah selayaknya mengintegrasikan berbagai program yang mencakup pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, dan penguatan moral. Program-program seperti pelatihan keterampilan, bimbingan spiritual, serta pelayanan kesehatan gratis harus diselenggarakan di masjid Muhammadiyah untuk membantu masyarakat sekitar. Sampai saat ini kita juga masih merindukan masjid-masjid yang ramah lansia, ramah anak dan ramah musafir. Hal ini untuk menunjukkan bahwa masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat pemberdayaan masyarakat dari berbagai kalangan.

 

Dari Masjid Kita Bangkit

Dalam sejarah peradaban Islam, kebangkitan umat sering kali dimulai dari masjid. Masjid Nabawi di Madinah misalnya, bukan hanya menjadi tempat shalat, tetapi juga pusat pemerintahan, pendidikan, dan tempat pengambilan keputusan strategis oleh Rasulullah SAW. Para pimpinan Muhammadiyah harus mengambil inspirasi dari hal ini dan berkomitmen menjadikan masjid sebagai titik awal kebangkitan umat.

Kegiatan AM3 menjadi langkah penting Persyarikatan dalam meningkatkan kualitas pengelolaan masjid Muhammadiyah di Indonesia. Dengan pelatihan yang melibatkan perwakilan dari berbagai masjid, program yang diinisiasi LPCR-PM PP Muhammadiyah ini bertujuan mencetak marbot/takmir kompeten untuk mendukung masjid unggul berkemajuan, makmur, dan memakmurkan. Hal ini menegaskan pentingnya menjadikan masjid sebagai pusat solusi dan kebangkitan umat, sejalan dengan misi Muhammadiyah menciptakan masyarakat Islam yang ideal.

Saat pulang dari AM3, marbot/takmir masjid-masjid Muhammadiyah diharapkan semakin dicintai oleh masyarakat, karena mampu memberikan yang terbaik untuk mereka, serta menjadi tempat bangkitnya umat dan solusi bagi berbagai persoalan keumatan. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai program, tidak hanya dakwah dan pendidikan, tetapi juga pemberdayaan, yang diharapkan menjadi pelopor kebangkitan umat. Program seperti kajian keislaman, pendidikan Al-Qur'an untuk semua kalangan, serta pelatihan keterampilan bagi pemuda adalah contoh nyata dari usaha ini. Dengan begitu, masjid tidak hanya menjadi tempat yang ramai pada waktu shalat, tetapi juga aktif sepanjang waktu dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat. Sehingga tidak ada ceritanya masjid Muhammadiyah dikunci dan dibuka saat tiba waktu shalat saja.

 

Apapun Masalahnya, Masjid Solusinya

Masjid Muhammadiyah memiliki potensi besar untuk menjadi solusi bagi berbagai masalah umat. Dalam menghadapi tantangan sosial, ekonomi, dan spiritual yang kompleks, masjid dapat menjadi tempat di mana masyarakat menemukan jawaban atas masalah mereka.

Sebagai contoh, dalam masalah kemiskinan, masjid Muhammadiyah dapat menggerakkan jamaahnya untuk berinovasi melalui program zakat, infak, dan sedekah. Dana yang terkumpul tidak hanya disalurkan kepada fakir miskin saja, tetapi juga digunakan untuk pemberdayaan ekonomi seperti pelatihan UMKM. Beberapa masjid sudah bisa memberikan modal usaha untuk jamaahnya. Dalam masalah spiritual, masjid menjadi tempat untuk mencari dan mendapatkan bimbingan dari para ulama dan ustadz yang berkompeten.

Selain itu, masjid juga dapat berperan sebagai mediator dalam konflik, baik konflik rumah tangga, keluarga, maupun konflik sosial di masyarakat yang lainnya. Dengan mengedepankan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin, masjid Muhammadiyah bisa menjadi tempat rekonsiliasi, juga tempat berdialog dan mencari solusi bersama. Ustadz Ir. H. Kusnadi Ikhwani, M.M, takmir Masjid Percontohan Al-Falah Sragen yang juga Ketua Bidang Pembinaan Masjid LPCR-PM PP Muhammadiyah dalam sebuah kesempatan bahkan pernah menyampaikan bahwa masjid juga bisa menjadi solusi bagi masyarakat yang terjerat utang seperti korban pinjol dan judol yang marak akhir-akhir ini.

 

Dukungan untuk Optimalisasi Peran Masjid Muhammadiyah

Tentu saja peran besar pengelolaan masjid Muhammadiyah yang diemban oleh para takmir/marbot tidak dapat berjalan optimal tanpa dukungan dari berbagai pihak. Muhammadiyah, melalui Majelis Tabligh (dalam hal ini Bidang Pemberdayaan Korps Mubaligh dan Kemasjidan), Lembaga Dakwah Komunitas (LDK), dan LPCR-PM, harus terus berkomitmen mendukung para takmir masjid Muhammadiyah.

Dukungan tersebut bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk, antara lain: Pertama, Pelatihan dan pengembangan kapasitas. Para takmir masjid perlu mendapatkan pelatihan yang terarah, baik dalam bidang manajemen masjid, pengelolaan keuangan, hingga pengelolaan program dakwah. Dengan keterampilan yang memadai, mereka dapat menjalankan tugasnya dengan lebih efektif. Alhamdulillah hal ini sudah diwujudkan melalui Akademi Marbot Masjid Muhammadiyah (AM3).

Kedua, Penyediaan sarana dan prasarana. Keberhasilan dakwah masjid juga sangat bergantung pada ketersediaan fasilitas yang memadai. Dukungan berupa penyediaan perpustakaan masjid, fasilitas internet, hingga perlengkapan ibadah yang berkualitas akan sangat membantu optimalisasi peran masjid.

Ketiga, Pendampingan berkelanjutan. Muhammadiyah di berbagai tingkatan (melalui 3 majelis/lembaga yang disebutkan sebelumnya) perlu memberikan pendampingan intensif kepada masjid-masjid di bawah binaannya agar mereka terus berkembang. Pendampingan ini dapat berupa kunjungan rutin, evaluasi program, serta pembinaan spiritual untuk para pengurus masjid.

Keempat, Meningkatkan sinergi. Kolaborasi antara masjid Muhammadiyah dengan lembaga pendidikan, rumah sakit, dan amal usaha Muhammadiyah (AUM) lainnya akan memperkuat peran masjid sebagai pusat pemberdayaan umat. Dengan sinergi ini, berbagai program dapat berjalan lebih efektif.

 

Penutup

Masjid Muhammadiyah memiliki potensi besar untuk menjadi pusat keberkahan dan solusi bagi umat. Dengan semangat “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua”, masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat pemberdayaan masyarakat. Melalui program-program yang inovatif, masjid Muhammadiyah dapat makmur-memakmurkan, menjadi pelopor kebangkitan umat Islam, serta menjadi solusi atas berbagai permasalahan umat.

Namun, semua ini memerlukan dukungan penuh dari seluruh elemen Muhammadiyah. Dengan pelatihan, pengembangan kapasitas, penyediaan sarana, serta sinergi yang kuat, takmir masjid Muhammadiyah dapat menjalankan perannya dengan optimal. Mari bersama-sama menjadikan masjid kita sebagai pusat peradaban Islam yang membawa kebaikan bagi seluruh umat manusia.

Jika dikelola dengan kerja keras dan penuh keikhlasan, masjid Muhammadiyah akan terus menjadi rumah dakwah Muhammadiyah yang membawa pencerahan, kegembiraan, dan kemajuan bagi umat manusia. Dengan demikian, cita-cita Muhammadiyah untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dapat tercapai. Semoga! ❑


*) Tulisan ini dimuat di Majalah Tabligh Edisi No. 6/XXII - Dzulhijah 1446 H / Muharram 1447 H

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply